Saturday, 7 November 2015

MERENUNGKAN DOA ROSARIO (Katekese Okt.)



MERENUNGKAN

DOA ROSARIO

Hasil gambar untuk rosarioSalah satu doa kepada Bunda Maria yang saat ini sangat populer di kalangan kita umat katolik adalah doa Rosario yaitu doa kepada Bunda Maria dengan dibantu rangkaian manik-manik. Rangkaian manik-manik yang tersusun indah seperti sekarang ini disebut rosario yang sesungguhnya adalah alat bantu untuk berdoa kepada Bunda Maria. Sebagai alat yang dipergunakan untuk berdoa, maka rosario menjadi sarana penting dalam kehidupan kita. Tidak jarang lalu kita minta  rosario itu diberkati Romo bukan agar rosario menjadi sakral, melainkan agar rosario itu bisa sungguh membantu kita lebih matap dan lebih sering berdoa kepada Bunda Maria. 


Nama dan Asal Usul Doa Rosario

Nama rosario atau rosarium  berasal dari abad ke-13 yang artinya tanaman mawar (rose). Tanaman ini selain mempunyai keindahan pada bunganya (bunga mawar) juga memiliki kasiat untuk menyembuhkan penyakit. Bunga yang indah dan kasiat ini  lalu menjadi simbol Bunda Maria yaitu Bunda yang memancarkan kecantikan dan memberi kesembuhan batin. Itulah arti dari sebuah nama rosario, meskipun nama ini tidak persis sama artinya dengan nama rosario dalam doa rosario, sebab nama rosario sesungguh baru dikenal artinya pada abad 15.

Adapun asal-usul doa Rosario tidak dapat ditentukan secara jelas. Pada masa awal Gereja, penggunaan “buti-butir” atau “manik-manik” dan pendarasan doa berulang-ulang seperti dalam doa Rosario sekarang ini,  sudah lazim dilakukan oleh para rahib ketika mereka berdoa harian dengan mendaraskan mazmur yang jumlahnya 150, sesuai dengan jumlah mazmur yang ada dalam Kitab Suci. Tapi tidak berarti bahwa doa Rosario sudah mulai sejak awal Gereja. 

Setelah berkahirnya zaman penganiayaan terutama pada abad 11, banyak kaum awam yang ingin berpartisipasi dalam liturgi/biara, namun mereka mengalami kesulitan membaca mazmur karena tidak semua mereka terpelajar. Maka sebagai gantinya mereka mendaraskan 150 kali doa Bapa Kami yang sudah dihafal, dan sebagai alat bantu perhitungan,  mereka menggunakan 150 biji-bijian atau membuat simpul-simpul kecil dari tali. 

Seiring dengan perkembangan devosi Maria, maka sejak abad 12 sampai abad 15. susunan dan rumusan doa Rosario mulai nampak perlahan-lahan dengan digantinya pendarasan doa Bapa Kami yang jumlahnya 150 mulai menjadi doa Salam Maria. Ke-150 doa Salam Maria lalu dikenal sebagai “Mazmur Santa Perawan Maria” atau “Mary’s Psalter” yang dibagi dalam 3 bagian masing-masing berisi 50 doa Salam Maria yang disebut na tri coicat atau 3 limapuluhan. Pembagian semacam ini  sebetulnya sudah dimulai sekitar tahun 800-an oleh para rahib dari Irlandia.

Pada abad 14 atau awal abad 15, seorang biarawan Carthusian, Dominikus dari Prussia mulai mengkaitkan ayat-ayat mengenai hidup Yesus dan Maria dengan 50 Salam Maria. Jumlah Salam Maria tergantung berapa jumlah kaitan ayat hidup Yesus dan Maria. Misalnya 7 Salam Maria untuk mengenang tujuh kedukaan Maria, 15 Salam Maria untuk mengenal 15 kegembiraan Maria. Seorang rahib Chartusian yang lain, Henrikus Kalkar dari Rhineland membagi 150 Salam Maria ke dalam kelompok-kelompok lebih kecil; satu kelompok berisi 10 Salam Maria yang dipisahkan dengan satu Doa Bapa Kami. Doa dari berbagai bahan (doa-doa, ayat)  ini kemudian disebut “rosarium” (kebun Mawar) atau semacam bunga rampai. Inilah arti nama rosario dalam doa rosario. Para Biarawan Chartusian menyebarkan praktek doa ini ke Inggris dan ke berbagai negara.

Pada abad 16 doa rosario mulai mendapat tambahan dari rangkaian peristiwa hidup Yesus dan Maria dalam bentuk peristiwa Yesus Kristus seperti peristiwa GEMBIRA, SEDIH, MULIA. Peristiwa TERANG atau CAHAYA  yang sekarag ini ada baru ditambahkan oleh Bapa Paus Yohanes Paulus II tanggal 16 Oktober 2002 melalui surat Apostulik “Rosarium Virginis Mariae. Rumusan seruan Kemuliaaan atau doksologi (penghormatan kepada Trinitas) sudah ada sejak abad ke-3 untuk mengakhiri doa Mazmur namun baru menjadi bagian dari doa rosario pada abad 16. Sedang doa “Ya Yesus Yang baik… yang ditambahkan pada akhir setiap misteri berasal dari refleksi pesan Bunda Maria pada penampakannya di Fatima pada tahun 1917. Sedang Syahadat Para Rasul yang sering disebut sebagai pengikat mawar-mawar indah (devosi Maria) telah dirangkaikan jauh sebelumnya yaitu pada abad ke-15. Dengan demikian doa rosario pada abad 16 sudah mendapat susunan dan rumusan doa seperti sekarang ini sebelum mendapat beberapa tambahan dari Bapa Paus Yohanes Paulus II dan peristiwa penampakan Bunda Maria di Fatima.

Bulan Mei dan Oktober

Bulan Mei dan Oktober adalah bulan Maria, bulan yang didedikasikan Gereja untuk menghormati Bunda Maria. Menurut tradisi, penghormatan ini sudah berlangsung berabad-abad. Pada abad ke-13 sudah ada penghormatan kepada Bunda Maria secara khusus di bulan Mei. Tetapi penghormatan itu belum populer di kalangan umat kristiani pada waktu itu. Baru di tahun 1700-an sampai  1800-an penghormatan Maria di bulan Mei menjadi populer berkat praktek doa rosario yang dilakukan oleh para Romo Jesuit di Roma dan  berkat pertolongan Bunda Maria kepada Paus Pius ke VII yaitu dibebaskannya beliau dari penjara sebagai tawanan perang serdadu Napoleon pada tanggal 24 Mei 1814. Maka sekarang ini Gereja menetapkan setiap tanggal 24 Mei menjadi perayaan wajib Bunda Maria Penolong Umat Kristen.

Latar belakang perayaan ini kemudian menjadikan devosi Maria di bulan Mei makin dikenal oleh Gereja Universal. Akhirnya melalui Ensiklik  the Month of Mary,  Bapa Paus VII menetapkan Bulan Mei adalah bulan dimana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria.

Sedangkan bulan Oktober menjadi bulan devosi Maria berkaitan dengan kemenangan pertempuran di Lepanto tahun 1571. di mana waktu itu negara- negara /negara Kristen di Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman. Jumlah pasukan armada yang tidak seimbang memungkinkan Eropa  dengan mudah dapat dikuasai oleh pasukan armada Turki (Islam). Bapa Paus Pius V bersama umat berdoa Rosario di Basilika Santa Maria Maggiore memohon pertolongan Bunda Maria agar pasukan Katolik pimpinan Don Yuan bisa memenangi pertempuran. Pada hari Minggu, tanggal 7 Oktober 1571 armada pasukan katolik mengalahkan armada pasukan Islam hanya dalam tempo 5 jam. Atas kemenangan yang luar biasa ini Bapa Paus Pius V dalam misa di Vatikan menetapkan perayaan Rosario Suci tanggal 07 Oktober dan kemudian penerusnya, Bapa Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci.

Dalam amanat Angelus bulan Oktober 1983, Bapa Suci Yohanes Paulus II memberi prespektf baru terhadap penetapan Bunda Maria sebagai Ratu Rosario Suci, bukan hanya karena kemenangan di Lepanto, melainkan kemenangan terhadap roh kejahatan dan kesesatan. Karena itu intensi baru terhadap penghormatan Bunda Maria adalah mohon agar Bunda Maria menyediakan bagi kita pejuang-pejuang yang gagah berani dalam melawan roh kejahatan dan kesesatan dengan senjata injil yaitu salib dan sabda Allah. Kita dipanggil untuk menjadi pejuang-pejuang itu.

Memahami dan Merenungkan Doa Rosario

Doa rosario selalu kita buka dengan mengucapkan iman kepercayaan kita yaitu Syahadat Para Rasul. Inilah iman kita yang mendasari hidup doa mengapa kita berdoa rosario. Tanpa iman, sia-sialah doa kita. Kalau St. Yakobus bilang tanpa perbuatan, iman adalah mati, maka sebaliknya kita bisa berkata tanpa iman perbuatan kita adalah mati, sia-sialah perbuatan kita. Maka iman bukan saja menjadi landasan berdoa, tetapi juga menjadi landasan hidup kita. Perbuatan itu menurut St. Paulus adalah kasih. Tanpa kasih iman adalah mati.

Kemudian doa rosario dilanjutkan dengan doa Bapa Kami. Inilah doa yang diajarkan Kristus sendiri kepada kita, doa yang diajarkan karena kita memintanya, karena  kita tidak tahu bagaimana harus  berdoa. Maka kerendahan hati menjadi syarat utama dalam kita berdoa, termasuk berdoa rosario. Bunda Maria sendiri juga memberi contoh kepada kita Aku ini hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataanmu.

Selanjutnya rangkai tiga Salam Maria dalam doa Rosario, mengingatkan kita bahwa doa itu bukan saja untuk menghormati hubungan Bunda Maria dengan Tri Tunggal, tetapi juga menegaskan kepada kita bahwa doa kita adalah doa yang ditujukan kepada Tri Tunggal melalui Bunda Maria, atau dengan kata lain melalui Maria kita sampai kepada Puteranya,  Bagian pertama dari doa Rosari0 lalu ditutup dengan doa kemulian kepada Tri Tunggal Maha Kudus (Doksologi), dan doa ini akan terus menandai setiap akhir dari setiap 10 Salam Maria.

Bagian kedua dari doa Rosario ialah bersama Bunda Maria kita menatap wajah Kristus. Bagian ini mengajak kita memasuki dunia kontemplatif,  menyelami misteri Yesus Kristus melalui peristiwa-peristiwa Gembira, Terang, Sedih dan Mulia. Inilah kedalaman doa Rosario. Inilah yang disebut jiwa dari doa Rosario. Maka  ketika kita berdoa rosario dan kita tidak sampai pada permenungan tentang peristiwa-peritiwa itu dengan sungguh-sungguh, maka kita belum sepenuhnya berdoa Rosario. Bapa Paus Paulus VI mengatakan: Tanpa permenungan tentang Yesus Kristus atau tanpa dimensi kontemplatif, doa rosario akan kehilangan maknanya seperti tubuh kehilangan jiwanya. Tubuh rosario adalah doa-doa yang kita ucapan secara lisan ( Salam Maria, Bapa kami, Kemuliaan… dst), jiwa rosario adalah permenungan kita  tentang Yesus Kristus. Karena itu penting bahwa di setiap peristiwa kita hening sejenak merenungkannnya, agar doa rosario kita memiliki “jiwa”. Jangan sampai hanya mimiliki tubuh saja yaitu kita jatuh pada mekanisme pengulangan kata. Karena itu Bapa Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa Rosario adalah benar-benar doa yang berpusat pada Kristus dan merupakan “ringkasan” seluruh Injil. Pengulangan Salam Maria 10 dimaksudkan untuk memenuhi tujuan itu. Bagaimana doa rosario kita selama ini ?

0 comments:

Post a Comment