DOA MEDITASI
(Doa Renung)
Hari
ke-2 kita telah mencoba memahami apa itu doa vocal beserta ekspresinya dalam
sikap tubuh serta mengajak kita untuk melihat bagaimana doa itu kita lakukan
dalam keseharian. Doa vocal hanyalah salah satu bentuk dari tiga bentuk doa yang diakui Gereja. Dua bentuk
yang lain adalah doa renung (meditasi) dan doa batin ( kontemplasi).
Apa itu Doa Meditasi ?
Menurut ajaran Gereja Katolik, doa meditasi
atau doa renung pada dasarnya merupakan doa pencarian. Dalam doa itu
kita mencari sesuatu. Apa yang kita cari
adalah kehendak Tuhan. Untuk mencari kehendak Tuhan diperlukan bantuan seperti Kitab Suci (Injil),
teks-teks liturgis, tulisan-tulisan bapa-bapa rohani dlsb. Dari bahan-bahan
yang dipilih itu kemudian direnungkan, dicari pesannya dan pesan itu kemudian
dijadikan milik kita. Pencarian pesan itu dilakukan dengan menggunakan daya
pikir, daya khayal (pembayangan) dan gerak rasa untuk menemukan kehendak Tuhan - tentu
dalam bimbingan Roh Kudus - serta menghubungkannya dengan apa yang menjadi kerinduan
dan harapan kita. “Tuhan apakah yang
Kau kehendaki bagiku?( KGK 2705, 2723,
2708)
Doa renung sesungguhnya pernah kita lakukan ketika kita melaksanakan BKSN
tahun 2014. Pada waktu itu kita diajak mendalami Sabda Allah melalui lectio divina (bacaan ilahi) yaitu pembacaan Kitab Suci yang
direnungkan dengan tujuan berdoa dari Kitab Suci dan hidup dari Sabda Allah.
Meditasi menjadi bagian dari langkah kedua setelah langkah pertama yaitu membaca Kitab Suci. Dalam meditasi itu kita diajak
membayangkan peristiwa yang diceriterakan dalam Kitab Suci atau dalam perikopa
tertentu misalnya Yohanes 4: 19-26 tentang Yesus berbicara dengan Wanita
Samaria. Kita diajak mencari
pesan apa yang bisa kita dapat dari peristiwa Sabda itu. Lalu pesan itu kita hubungan dengan hidup
kita. Diharapkan kita bisa menyadari bahwa
pesan itu misalnya menegur hidup kita yang tak pernah berdoa, atau menguatkan
hidup kita, atau juga menghibur kita yang saat ini sedang mengalami kesedihan,
atau selama ini kita banyak menyakiti hati orang, atau sering membicara
keburukan orang atau memburukan orang lain, atau arah panggilan hidup kita.
Dalam lectio divina doa meditasi sebenarnya harus
dilanjutkan ke dalam doa kontemplasi, doa yang diakui Gereja sebagai bentuk doa
yang ketiga, doa yang mengajak kita hadir di hadirat dan memandangNya dengan
ketenangan hati. Tapi doa kontemplasi ini akan kita fahami lebih lanjut dalam
suatu pertemuan nanti atau berikutnya.
Dalam doa meditasi ada banyak ragam metode atau cara
yang digunakan. Tetapi apapun ragam metode dan cara yang digunakan, hanyalah
semata-mata untuk menuntun orang menemukan kehendak Tuhan, untuk maju bersama Roh Kudus hingga sampai kepada Tuhan kita Yesus Kristus (KGK 2707) Selama meditasi berlangsung seringkali doa itu diiringi
dengan musik instrument halus nan lembut untuk membangkitkan perasaan dan
gerakan hati. Ada juga yang menggunakan tempat alami, agar suasana keheningan
tercipta, pikiran terfokus seperti dalam meditasi-meditasi pribadi. Tetapi
lepas semuanya itu hendaklah diingat bila kita telah memulai melakukan doa
meditasi janganlah pernah berhenti, sebab bila tidak kita akan menyerupai jalan atau tanah yang berbatu-batu atau yang penuh
dengan duri-duri, sebagaimana dikatakan dalam perumpamaan penabur.
Refleksi
Meskipun kita jarang melakukan
doa meditasi terlebih meditasi secara pribadi kecuali para biarawan-biarawati,
namun merenungkan Sabda Tuhan sering kita lakukan bersamaan dengan ibadat
Sabda. Tentu hal ini baik, hanya sayangnya bisa terjadi kita tidak benar-benar
merenung melainkan “ngalamun”. Atau pikiran kita asyik bermain sendiri, apalagi
perasaan kita sama sekali tidak bermain, sehingga komponen meditasi seperti,
hati, perasaan, pikiran tidak juga optimal. Bagaimana apakah kita ingin mencoba
doa meditasi dengan baik dan benar?
0 comments:
Post a Comment