DOA KONTEMPLATIF
(Doa Batin)
Doa kontemplatif atau doa batin jarang bahkan mungkin tidak pernah kita
lakukan dalam hidup kita. Disamping mungkin kita tidak tahu bagaimana melakukan
atau mempraktekkannya dengan baik, mungkin juga tidak tahu apa sesungguhnya
yang dimaksud dengan doa kontemplatif.
Menurut
ajaran Gereja Katolik doa kontemplatif atau doa batin adalah ungkapan sederhana tentang
misteri doa. Kadangkala doa ini hanya sepatah dua patah kata, tetapi mampu membimbing
kita masuk ke dalam misteri doa seperti yang diajarkan Kristus dan dengan penuh
iman memandang dan mendengarkan sabdaNya. (KGK 2724)
St. Teresa dari Avila seorang pujangga Gereja yang hidup tahun 1515-1582
menyebut doa kontemplatif atau doa batin sebagai pencarian penuh iman dan cinta
kepada Yesus Sang Kekasih jiwa. St. Teresa meyakini bahwa Tuhan ada dalam diri
kita. “Arahkanlah
matamu ke dalam batin dan lihatlah di dalam dirimu…. Engkau akan menemukan
Tuhanmu.” Dalam ajarannya St.Teresa melukiskan usaha-usaha
pencarian itu dengan melewati berbagai pintu/lorong untuk bisa sampai kepada
Sang Kekasih jiwanya. Ketika akhirnya jiwa menemukan Kekasihnya, maka pada saat
itu terjadilah apa yang disebut “perkawinan spiritual” “ puncak pengalaman iman”
yang luar bisa. Sukacita yang luar biasa ini menyelimuti suasana batin, seperti
suasana batin Petrus dan para murid lain, ketika mereka memandang Yesus dalam
kemuliaanNya di Gunung Tabor, sehingga mereka tak ingin beranjak dari tempat
itu. St. Yohanes dari Vianney melukiskan suka cita yang ini dengan mengatakan “
Aku memandangNya dan Ia memandangku”. Puncak pengalaman iman ini juga pernah
dialami rasul St. Paulus, sehingga ia berani berkata “bukan aku yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam
diriku” (Gal.2:20) Apakah hal ini bisa terjadi dalam hidup kita, kalau kita melakukan doa
kontemplatif? Puncak iman adalah angerah Allah yang kepadaNya Ia berkenan.
Doa kotemplatif juga sering disebut doa
hening, hening dalam cinta dan kerena cinta. Doa yang bersama dengan ketaatan
iman dan sikap seorang hamba, mendengarkan Allah berbicara tentang PuteraNya, penderitaan,
wafat dan kebangkitanNya. Ketaatan iman ini seperti ketaatan Yesus kepada
BapaNya, sikap hamba seperti Bunda Maria menerima warta dari Malaekat. Doa
hening karena dan dalam cinta ini adalah
doa yang mengajak kita mengambil bagian misteri Allah seperti Kristus ajarkan
kepada kita. Maka dalam doa batin dibutuhkan suasana hening yang bisa mendukung
keheningan batin mencari Tuhan.
Refleksi
Melakukan doa kontemplatif bagi kita
kaum awam tentu tidak mudah, disamping memang tidak pernah diajarkan bagaimana
cara-cara berdoa kontemplatif, juga
waktu sering tidak memungkinkan. Pada hal waktu yang intens/kuat menjadi bagian
penting dari doa kotemplatif. Waktu harus diberikan secara khusus kepada Sang
Kekasih jiwa kita agar kita berjumpa denganNya.
Memahami atau merenungkan doa
kontemplatif ini sesungguhnya mengingatkan kita dengan apa yang terjadi dalam
perayaan ekaristi. Kristus Sang Kekasih jiwa kita hadir dalam rupa roti anggur.
Ia sungguh hadir dalam diri kita ketika kita menyambutNya. Kita sungguh bertemu
denganNya. Tetapi mungkin kita kurang melihat apalagi memandangNya, malah kita
lupa. Doa kontemplatif atau doa batin, sekalipun tidak dengan mudah kita
lakukan atau mungkin tidak pernah kita lakukan, pemahaman kita terhadapnya
mudah-mudah bisa membantu kita membangun sikap batin yang lebih baik ketika
kita menyambut Tubuh Kristus dalam perayaan ekaristi. Sebab seperti dikataka
St. Teresa dari Avila “Arahkanlah
matamu ke dalam batin dan lihatlah di dalam dirimu…. Engkau akan menemukan
Tuhanmu.”Pertanyaan kita
bersama ialah bagaimana sikap kita selama ini ketika kita menyambut komuni atau
tubuh Kristus dalam perayaan ekaristi ?
Catatan:
Kalau sekedar ingin tahu doa
kontemplatif barangkali kita bisa datang ke biara-biara kontemplatif, seperti
Biara Ordo Sanctae Clara (OSC) di Pacet Jawa Barat, tempat para suster Klaris
hidup dan berkarya. Atau para suster Carmelites di Bandung, Jawa Barat. para
suster OCD (Ordo Carmelitarum Discalcearum) Atau juga di Rawaseneng, Temanggung, Biara
Trappist. Di tempat-tempat ini kita bisa bertanya tentang doa kontemplatif.
Syukur kalau boleh melihat bagaimana para rubiah atau para rahib ini melakukan
doa kontemplatif.
0 comments:
Post a Comment