Saturday, 7 November 2015

DOA KONTEMPLATIF (Katekese Okt.)



DOA KONTEMPLATIF

(Doa Batin)

Hasil gambar untuk doa kotemplatifDoa kontemplatif atau doa batin jarang bahkan mungkin tidak pernah kita lakukan dalam hidup kita. Disamping mungkin kita tidak tahu bagaimana melakukan atau mempraktekkannya dengan baik, mungkin juga tidak tahu apa sesungguhnya yang dimaksud dengan doa kontemplatif.



Apa itu doa kontemplatif ?

Menurut ajaran Gereja Katolik doa kontemplatif atau doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Kadangkala doa ini hanya sepatah dua patah kata, tetapi mampu membimbing kita masuk ke dalam misteri doa seperti yang diajarkan Kristus dan dengan penuh iman memandang dan mendengarkan sabdaNya. (KGK 2724)

St. Teresa dari Avila seorang pujangga Gereja yang hidup tahun 1515-1582 menyebut doa kontemplatif atau doa batin sebagai pencarian penuh iman dan cinta kepada Yesus Sang Kekasih jiwa. St. Teresa meyakini bahwa Tuhan ada dalam diri kita. “Arahkanlah matamu ke dalam batin dan lihatlah di dalam dirimu…. Engkau akan menemukan Tuhanmu.” Dalam ajarannya St.Teresa melukiskan usaha-usaha pencarian itu dengan melewati berbagai pintu/lorong untuk bisa sampai kepada Sang Kekasih jiwanya. Ketika akhirnya jiwa menemukan Kekasihnya, maka pada saat itu terjadilah apa yang disebut “perkawinan spiritual” “ puncak pengalaman iman” yang luar bisa. Sukacita yang luar biasa ini menyelimuti suasana batin, seperti suasana batin Petrus dan para murid lain, ketika mereka memandang Yesus dalam kemuliaanNya di Gunung Tabor, sehingga mereka tak ingin beranjak dari tempat itu. St. Yohanes dari Vianney melukiskan suka cita yang ini dengan mengatakan “ Aku memandangNya dan Ia memandangku”. Puncak pengalaman iman ini juga pernah dialami rasul St. Paulus, sehingga ia berani berkata “bukan aku  yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam diriku” (Gal.2:20) Apakah hal ini bisa terjadi dalam hidup kita, kalau kita melakukan doa kontemplatif? Puncak iman adalah angerah Allah yang kepadaNya Ia berkenan.

Doa kotemplatif juga sering disebut doa hening, hening dalam cinta dan kerena cinta. Doa yang bersama dengan ketaatan iman dan sikap seorang hamba, mendengarkan Allah berbicara tentang PuteraNya, penderitaan, wafat dan kebangkitanNya. Ketaatan iman ini seperti ketaatan Yesus kepada BapaNya, sikap hamba seperti Bunda Maria menerima warta dari Malaekat. Doa hening karena dan dalam cinta ini  adalah doa yang mengajak kita mengambil bagian misteri Allah seperti Kristus ajarkan kepada kita. Maka dalam doa batin dibutuhkan suasana hening yang bisa mendukung keheningan batin  mencari Tuhan.

Refleksi

Melakukan doa kontemplatif bagi kita kaum awam tentu tidak mudah, disamping memang tidak pernah diajarkan bagaimana cara-cara berdoa kontemplatif,  juga waktu sering tidak memungkinkan. Pada hal waktu yang intens/kuat menjadi bagian penting dari doa kotemplatif. Waktu harus diberikan secara khusus kepada Sang Kekasih jiwa kita agar kita berjumpa denganNya.

Memahami atau merenungkan doa kontemplatif ini sesungguhnya mengingatkan kita dengan apa yang terjadi dalam perayaan ekaristi. Kristus Sang Kekasih jiwa kita hadir dalam rupa roti anggur. Ia sungguh hadir dalam diri kita ketika kita menyambutNya. Kita sungguh bertemu denganNya. Tetapi mungkin kita kurang melihat apalagi memandangNya, malah kita lupa. Doa kontemplatif atau doa batin, sekalipun tidak dengan mudah kita lakukan atau mungkin tidak pernah kita lakukan, pemahaman kita terhadapnya mudah-mudah bisa membantu kita membangun sikap batin yang lebih baik ketika kita menyambut Tubuh Kristus dalam perayaan ekaristi. Sebab seperti dikataka St. Teresa dari Avila “Arahkanlah matamu ke dalam batin dan lihatlah di dalam dirimu…. Engkau akan menemukan Tuhanmu.”Pertanyaan kita bersama ialah bagaimana sikap kita selama ini ketika kita menyambut komuni atau tubuh Kristus dalam perayaan ekaristi ?



Catatan:
Kalau sekedar ingin tahu doa kontemplatif barangkali kita bisa datang ke biara-biara kontemplatif, seperti Biara Ordo Sanctae Clara (OSC) di Pacet Jawa Barat, tempat para suster Klaris hidup dan berkarya. Atau para suster Carmelites di Bandung, Jawa Barat. para suster OCD (Ordo Carmelitarum Discalcearum) Atau juga di Rawaseneng, Temanggung, Biara Trappist. Di tempat-tempat ini kita bisa bertanya tentang doa kontemplatif. Syukur kalau boleh melihat bagaimana para rubiah atau para rahib ini melakukan doa kontemplatif.

0 comments:

Post a Comment