Paus Fransiskus: Kebebasan berekpresi perlu ada batasnya
16/01/2015
Paus Fransiskus, Kamis, mengecam pembunuhan atas nama Tuhan, tetapi ia juga memperingatkan bahwa agama tidak boleh dihina.
Paus membuat berbagai komentar kepada para wartawan dalam penerbangan
dari Sri Lanka menuju Filipina untuk kunjungan lima hari di negara itu.
“Membunuh atas nama Tuhan adalah sebuah absurditas,” kata Paus
Fransiskus ketika ditanya tentang serangan oleh kelompok bersenjata ke
kantor majalah Charlie Hebdo di Prancis yang menewaskan 12 orang pekan
lalu.
Namun, Paus berusia 78 tahun itu mengatakan bahwa “setiap agama memiliki martabat” dan “ada keterbatasan”.
“Jika seorang teman baik berbicara buruk tentang ibu saya, dia bisa
dimarahi, dan itu normal. Anda tidak dapat memprovokasi, Anda tidak bisa
menghina agama orang lain, Anda tidak boleh mengejek itu,” katanya.
Said dan Cherif Kouachi bersaudara menyerbu kantor Charlie Hebdo pada
7 Januari, yang menewaskan sejumlah orang. Serangan itu terkait kartun
Nabi Muhammad yang berulang dimuat di majalah itu.
Dua hari kemudian serangan terjadi lagi terhadap sebuah supermarket
di Paris oleh seorang pria bersenjata yang mengaku memiliki jaringan
dengan kedua bersaudara tersebut.
Seamus serangan itu menewaskan 17 orang, yang memicu reaksi global terkait kebebasan berbicara.
Charlie Hebdo memicu kemarahan dari kelompok agama pekan ini ketika
media itu menerbitkan lagi sebuah karikatur dengan menampilkan gambar
Nabi Muhammad menangis di sampul majalah itu, yang memicu reaksi dari
belahan dunia Muslim, dimana menggambarkan nabi dianggap sebagai
penodaan.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa kebebasan berbicara harus menghormati iman.
“Kebebasan berbicara adalah hak dan kewajiban yang harus ditampilkan tanpa menyinggung perasaan,” katanya.
Paus Fransiskus pada Kamis mulai perjalanan kedua di Asia setelah
kunjungan yang berhasil ke Sri Lanka, dimana ia menyampaikan pesan
tentang rekonsiliasi dan toleransi beragama.
Lonceng-lonceng gereja berdentang di Filipina ketika pesawatnya mendarat di Manila, dan ratusan anak-anak meneriakkan: “Welcome Pope Francis”.
Paus berdiri di atas kendaraan terbuka, melambaikan tangan seraya
melemparkan senyum kepada orang banyak yang berdiri sepanjang jalan yang
dilalui dia.
“Ketika saya melihat dia melambai tangan, itu seperti sebuah getaran
kepada saya,” kata Ivy Japlos, ibu rumah tangga berusia 35 tahun Ivy
Japlos.
Sumber: ucanews.com
0 comments:
Post a Comment