PERTEMUAN DOA
LINGKUNGAN ST. MONICA
Kamis, 20
Nopember 2014
____________________
Kematian adalah suatu keniscahyaan yang harus
kita terima, tidak ada suatu apapun yang berkuasa atas kematian, semua akan
berakhir, tidak ada yang kita bawa, kecuali jiwa kita. Demikian Bp. Agus
mengawali renungan tentang kematian dalam rangka ibadat memperingati arwah kaum
beriman yang diselenggarakan oleh Lingkungan St. Monica, Kamis, 20 Nopember
2014, di rumah Prodiakon Bp. Yak. Lasiman Sanggrahan.
Menurut Bp. Agus, kematian terjadi karena dosa
manusia. Sejak Adam dan Hawa melawan Allah sejak saat itu kematian mengusai
hidup manusia dan segala keturunannya, karena dosa yang mereka lakukan. Itulah
upah dari dosa - kata St. Paulus. Akan tetapi dengan wafat dan kebangkitan
Yesus, kematian dikalahkan, relasi manusia dengan Allah yang semula retak dan
hancur diutuhkan kembali berkat pengampunan Allah dan hidup baru diberikan kepada
manusia, hidup yang tidak mengenal kematian. Karena itu salib adalah tanda
rekonsiliasi antara manusia dengan Allah dan kebangkitan-Nya yang mulia adalah
kehidupan baru yang tidak mengenal kematian. Oleh karena itu - pinta Bp. Agus - sebaiknya rumah kita
dihiasi dengan salib, agar kita selalu ingat betapa besar kasih Kristus kepada
kita. Kita telah diperdamaikan dengan Allah dan marilah kita jaga perdamain
itu.
Selanjutnya Bp. Agus mengingatkan kita bahwa
jiwa kita yang kembali kepada Allah tidak dengan sendiri masuk dalam kemuliaan
surgawi. Jiwa kita harus dibersihkan dahulu dari noda-noda dosa yang kita
lakukan. Jiwa kita haus dimurnikan atau disempurnakan lebih dahulu sebelum jiwa
kita bersatu dengan Allah yang maha sempurna dan memandang kemuliaan Allah di
surga. Jiwa harus melakukan silih atas dosa-dosa pribadi yang telah disesali
dan diampuni. Gereja mengajarkan bahwa tempat pemurniaan itu adalah api penyucian,
tempat di mana manusia harus mengalami hukuman sementara sebelum masuk dalam
kemuliaan di surga.
Oleh karena itu Bp. Agus meminta kita yang masih
hidup mendoakan para arwah apakah itu orangtua, sanak saudara dan kaum kerabat, agar mereka itu
segera dibebaskan dari hukuman sementara dari api penyucian berkat belas kasih
Allah dan segera menikmati kemuliaan di surga. Demikian
renungan Bp. Agus yang dimbil dari sabda Tuhan 2 Kor. 3: 11-15 dan Lukas 23:
44-49 dalam rangka ibadat memperingati para arwah kaum beriman.
Dalam ibadat arwah ini selain mendoakan para
arwah keluarga kita masing-masing, juga secara khusus berdoa untuk arwah Bapak
Yusup Bejo Praptoharjono, bapak dari Ibu Nunik dan Bp. Apul Hasugian, bapak
dari Bruder Hendrik Hasugian yang baru saja meninggal dunia di bulan Nopember
ini. Hadir dalam ibadat arwah 21 orang.
Sebelum pertemuan doa lingkungan ditutup, Ketua
lingkungan mengucapkan terimakasih kepada Kel. Bp. Yakobus Lasiman yang telah
berkenan menyiapkan tempat bagi berlangsungnya ibadat arwah. Demikian juga
terimakasih kepada Kel. Bp. Andri, putra dari Bapak Lasiman dan menantu atas
bergabungannya menjadi warga baru dalam Lingkungan St. Monica. Selain itu
diinformasikan juga bahwa biaya perayaan Natal Stasi sebesar Rp. 17.000.000,
Rp. 7.000.000 juta diantaranya telah disediakan oleh Stasi sendiri, dan
kekurangannya dimohonkan bantuan dari setiap lingkungan yang berjumlah 24
lingkungan. Demikian pun amplop Natal
dibagikan kepada warga untuk diisi sebagai bentuk aksi Natal. Akhirnya dengan
mengucap terimakasih kepada Kel. Bp. Yakobus Lasiman, Bpk. Ketua Lingkungan
memohonkan pamit warga.
0 comments:
Post a Comment