Monday, 1 December 2014

PERTEMUAN LINGKUNGAN 20 NOPEMBER 2014



PERTEMUAN DOA
LINGKUNGAN ST. MONICA
Kamis, 20 Nopember 2014
____________________ 


Kematian adalah suatu keniscahyaan yang harus kita terima, tidak ada suatu apapun yang berkuasa atas kematian, semua akan berakhir, tidak ada yang kita bawa, kecuali jiwa kita. Demikian Bp. Agus mengawali renungan tentang kematian dalam rangka ibadat memperingati arwah kaum beriman yang diselenggarakan oleh Lingkungan St. Monica, Kamis, 20 Nopember 2014, di rumah Prodiakon Bp. Yak. Lasiman Sanggrahan.

Menurut Bp. Agus, kematian terjadi karena dosa manusia. Sejak Adam dan Hawa melawan Allah sejak saat itu kematian mengusai hidup manusia dan segala keturunannya, karena dosa yang mereka lakukan. Itulah upah dari dosa - kata St. Paulus. Akan tetapi dengan wafat dan kebangkitan Yesus, kematian dikalahkan, relasi manusia dengan Allah yang semula retak dan hancur diutuhkan kembali berkat pengampunan Allah dan hidup baru diberikan kepada manusia, hidup yang tidak mengenal kematian. Karena itu salib adalah tanda rekonsiliasi antara manusia dengan Allah dan kebangkitan-Nya yang mulia adalah kehidupan baru yang tidak mengenal kematian. Oleh karena itu  - pinta Bp. Agus - sebaiknya rumah kita dihiasi dengan salib, agar kita selalu ingat betapa besar kasih Kristus kepada kita. Kita telah diperdamaikan dengan Allah dan marilah kita jaga perdamain itu.

Selanjutnya Bp. Agus mengingatkan kita bahwa jiwa kita yang kembali kepada Allah tidak dengan sendiri masuk dalam kemuliaan surgawi. Jiwa kita harus dibersihkan dahulu dari noda-noda dosa yang kita lakukan. Jiwa kita haus dimurnikan atau disempurnakan lebih dahulu sebelum jiwa kita bersatu dengan Allah yang maha sempurna dan memandang kemuliaan Allah di surga. Jiwa harus melakukan silih atas dosa-dosa pribadi yang telah disesali dan diampuni. Gereja mengajarkan bahwa tempat pemurniaan itu adalah api penyucian, tempat di mana manusia harus mengalami hukuman sementara sebelum masuk dalam kemuliaan di surga.

Oleh karena itu Bp. Agus meminta kita yang masih hidup mendoakan para arwah apakah itu orangtua, sanak  saudara dan kaum kerabat, agar mereka itu segera dibebaskan dari hukuman sementara dari api penyucian berkat belas kasih Allah  dan segera  menikmati kemuliaan di surga. Demikian renungan Bp. Agus yang dimbil dari sabda Tuhan 2 Kor. 3: 11-15 dan Lukas 23: 44-49 dalam rangka ibadat memperingati para arwah kaum beriman.

Dalam ibadat arwah ini selain mendoakan para arwah keluarga kita masing-masing, juga secara khusus berdoa untuk arwah Bapak Yusup Bejo Praptoharjono, bapak dari Ibu Nunik dan Bp. Apul Hasugian, bapak dari Bruder Hendrik Hasugian yang baru saja meninggal dunia di bulan Nopember ini. Hadir dalam ibadat arwah 21 orang.

Sebelum pertemuan doa lingkungan ditutup, Ketua lingkungan mengucapkan terimakasih kepada Kel. Bp. Yakobus Lasiman yang telah berkenan menyiapkan tempat bagi berlangsungnya ibadat arwah. Demikian juga terimakasih kepada Kel. Bp. Andri, putra dari Bapak Lasiman dan menantu atas bergabungannya menjadi warga baru dalam Lingkungan St. Monica. Selain itu diinformasikan juga bahwa biaya perayaan Natal Stasi sebesar Rp. 17.000.000, Rp. 7.000.000 juta diantaranya telah disediakan oleh Stasi sendiri, dan kekurangannya dimohonkan bantuan dari setiap lingkungan yang berjumlah 24 lingkungan. Demikian pun  amplop Natal dibagikan kepada warga untuk diisi sebagai bentuk aksi Natal. Akhirnya dengan mengucap terimakasih kepada Kel. Bp. Yakobus Lasiman, Bpk. Ketua Lingkungan memohonkan pamit warga.

0 comments:

Post a Comment