Tuesday, 16 December 2014

KAPAN PERAYAAN NATAL DIMULAI


KAPAN  PERAYAAN NATAL DIMULAI ?
( sebuah renungan )

Kalau kita ingin menjawab pertanyaan ini, barangkali kita mesti tahu motivasi dari orang yang mengajukan pertanyaan itu. Ada dua kemungkinan: pertama memang ada keinginan tahuan kapan sesungguhnya perayaan Natal dimulai, agar dengan demikian orang bisa menghayati perayaan Natal dengan lebih mantep dan sekaligus apa yang dimantepi itu bisa dipertanggungjawabkan. Barangkali istilahnya sekarang beriman cerdas. Tetapi yang kedua, memang ada keinginan tahuan kapan perayaan Natal dimulai untuk meyakinkan penghayatannya. Atau kata lain orang ini  baru mau menghayati perayaan Natal dengan mantep kalau Yesus memang sungguh dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Yang terakhir ini barangkali disebut “ Thomas zaman sekarang”, baru percaya kalau ada  bukti. Okelah kedua jenis orang ini adalah orang katolik yang menghayati iman dengan cara yang berbeda. Tapi kedua-duanya adalah murid Kristus.

Tradisi Gereja Katolik

Kalau kita mempelajari tradisi Gereja katolik terutama yang berkaitan dengan perayaan Natal, maka perayaan Natal itu sendiri sesungguhnya sudah berlangsung sejak abad-abad pertama. Bapa Gereja Teofilus misalnya, seorang Uskup dari Caesarea  di Palestina yang hidup pada abad I ( 115-181) mengatakan bahwa “kita  harus merayakan hari kelahiran Tuhan kita pada tanggal 25 Desember”. St. Hippolytus yang hidup bersamanya namun lebih muda (170-240) juga pernah berkata hal yang sama bahwa kedatangan pertama Tuhan kita dalam daging terjadi ketika Ia dilahirkan di Betlehem pada tanggal 25 Desember, pada hari Rabu, ketika Kaisar Agustus memimpin di tahun ke-42. St. Yohanes Krisostomos, seorang Pujangga Gereja dan Uskup ketika tanggal 20 Desember berkotbah di Anthiokia, ia mengajak umat beriman untuk merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. St. Agustinus juga menyatakan bahwa perayaan Natal secara liturgis sudah dirayakan atau diperingati di Roma tanggal 25 Desember sebelum tahun 311. Pernyataan para Bapa Gereja ini menunjukkan bahwa perayaan Natal itu sudah mulai berabad-abad sejak Gereja Katolik hadir di dunia ini.

Berdasarkan Kitab Suci

Lalu apakah betul Tuhan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember? Memang ada  banyak teori yang menyatakan bahwa perayaan Natal itu ada sebagai ganti dari festival pagan Romawi  yang disebut Saturnalia yaitu festival musim dingin, suatu peringatan winter solstice yaitu titik terjauh matahari dari garis khatulistiwa bumi. Perayaan ini lalu diambil alih oleh Gereja dengan isi yang berbeda yaitu menggunakan tanggal festival untuk mengganti perayaan Natal. Tetapi ternyata festival ini hanya berlangsung antara tangal 17–23 Desember. Jadi tidak ada tanggal 25 Desember. Bolehlah teori ini disebut tidak benar, sebab tidak mengkait tanggal 25 Desember. Ada juga teori  yang menganggap bahwa Perayaan Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember dipilih Gereja berkaitan dengan hari libur Romawi, Natalis Solis Invicti yang artinya Kelahiran dari Matahari  yang tak terkalahkan (kelahiran dewa matahari) Tetapi semuanya itu telah terbantahkan kebenaran, karena “kelahiran Matahari tak terkalahkan” bukanlah dewa populer di Kakaisaran Romawi. Lagi pula tradisi perayaan tanggal 25 Desember tidak ada dalam kalender Romawi sampai setelah Roma menjadi negara Kristen. Semua teori itu mau menunjukkan bahwa tidak ada kepastian bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember. Bahkan tanggal itu terasa tanggal yang dibuat-buat dengan menggunakan hari-hari penting seperti hari festival pagan Romawi, hari kelahiran dewa matahari tak terkalahkan.
Lalu bagaimana menyikapi kelahiran Yesus tanggal 25 Desember itu? Atau sungguhkan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember? Menurut St. Hippolytus, tanggal 25 Desember memang menjadi hari kelahiran Yesus. Hari itu adalah hari Rabu ketika Kaisar Agustus memimpin di tahun ke 42.  Menurut St. Hippolitytus kalau Yesus (33 tahun) menderita menurut kalender Ibrani adalah tanggal 14 bulan Nisan, maka itu artinya Yesus menderita di kayu salib pada tanggal 25 Maret hari Jumat. Berdasarkan perhitungan St. Hippolytus, tanggal 25 Maret adalah juga tanggal Maria menerima kabar gembira. Maria mulai mengandung Yesus dari kuasa Roh Kudus. Tanggal itu bagi St. Hippolytus  mempunyai arti yang luar biasa  yang membawa keyakinannya bahwa bila tanggal itu berjalan terus ke depan selama 9 bulan sebagaimana orang mengandung, maka  tanggal itu jatuh tepat pada tanggal 25 Desember. Dan pada tanggal itu Maria melahirkan Yesus Putranya. Pendapat dan keyakinan St. Hippolytus ini juga diteguhkan oleh St. Agustinus. Menurut St. Agustinus  tradisi 25 Maret sebagai konsepsi Mesianis (Yesus dikandung) dan 25 Desember sebagai hari kelahiran-Nya adalah  tradisi yang berakar dalam Kitab Suci. Sebab tidak seorang pun yang di-kandung, lahir dan mati dengan tanggal yang sama. 

Sikap kita

Sekarang kita bertanya dalam hati masihkah kita memiliki keraguan bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember? Kalau kita masih memiliki keraguan, maka kita akan diseret keluar dari yang subatansi/pokok ke hal yang tidak terlalu penting. Kita tahu hakekat Natal bukan terletak pada tanggal 25 Desember, tetapi terletak pada keyakinan ada tanggal atau tidak, Yesus tetap hadir ke dunia sebagai Sang Juru Selamat manusia. Allah yang maha tinggi berkenan merendahkan diri dan menjadi manusia dalam pribadi Yesus, lahir di tempat yang hina hanya untuk menyelamatkan umat manusia dari cengkeraman dosa. Peristiwa agung dan mulia inilah yang kita rayakan. Jangan gara-gara dikacaukan atau dikibuli orang bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, lantas iman kita  akan kelahiran Yesus menjadi tergeser dan kita mulai ragu. Apalagi lalu tidak bisa menghayati perayaan Natal dengan mantep. Bukankah kita tidak ingin menjadi orang beriman katolik yang tidak mudah digoyang oleh suatu pendapat bahkan termasuk kesulitan atau penderitaan hidup sekalipun? Kita harus menjadi umat beriman yang cerdas, tangguh dan tentu juga harus missioner seperti diharapkan oleh Gereja Keuskupan kita, Keuskupan Agung Semarang.

Maka mari kita bertanya dalam hati: apakah hari ini kita merayakan Natal dengan hati mantap, penuh keyakinan, bahwa Yesus sungguh lahir karena Yesus adalah  perwujudan kasih Allah yang besar kepada manusia? Dan apakah kita percaya kepada-Nya? Ingat barangsiapa tidak percaya kepada-Nya kita akan binasa. Sebaliknya bila kita percaya, kita akan memperoleh keselamatan.(Yoh.3:16) Masihkah hati kita disibukkan oleh pertanyaan kapan Natal mulai dan apakah Yesus lahir di tanggal 25 Desember? Mari di hari Natal ini kita terus maju ke depan, berjalan lurus bersama Kristus menghadapi segala tantangan. Sebab kita percaya kelahiran Kristus membuat cinta kita kepada-Nya dan sesama makin besar. Kristus lahir dari cinta, untuk cinta dan wafat demi cinta bahkan Dia adalah cinta (1Yoh.4:8) agar umat manusia termasuk kita memperoleh keselamatan. Maka mari kita hidup dengan semangat cinta untuk cinta dan demi cinta agar dunia ini, sesama kita, lingkungan kita, dan dimana pun kita berada orang merasa kasih Kristus. Dominus illuminatio mea ! (brh)


&&&&


Selamat Hari Natal 2014 dan
 Selamat Tahun Baru 2015




“Gloria in excelsis Deo”

0 comments:

Post a Comment