KAPAN
PERAYAAN NATAL DIMULAI ?
( sebuah renungan )
( sebuah renungan )
Kalau kita ingin
menjawab pertanyaan ini, barangkali kita mesti tahu motivasi dari orang yang
mengajukan pertanyaan itu. Ada dua kemungkinan: pertama memang ada keinginan
tahuan kapan sesungguhnya perayaan Natal dimulai, agar dengan demikian orang
bisa menghayati perayaan Natal dengan lebih mantep dan sekaligus apa yang
dimantepi itu bisa dipertanggungjawabkan. Barangkali istilahnya sekarang
beriman cerdas. Tetapi yang kedua, memang ada keinginan tahuan kapan perayaan
Natal dimulai untuk meyakinkan penghayatannya. Atau kata lain orang ini baru mau menghayati perayaan Natal dengan
mantep kalau Yesus memang sungguh dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Yang
terakhir ini barangkali disebut “ Thomas zaman sekarang”, baru percaya kalau ada bukti. Okelah kedua jenis orang ini adalah
orang katolik yang menghayati iman dengan cara yang berbeda. Tapi kedua-duanya
adalah murid Kristus.
Tradisi Gereja Katolik
Kalau kita mempelajari tradisi Gereja
katolik terutama yang berkaitan dengan perayaan Natal, maka perayaan Natal itu
sendiri sesungguhnya sudah berlangsung sejak abad-abad pertama. Bapa Gereja
Teofilus misalnya, seorang Uskup dari Caesarea
di Palestina yang hidup pada abad I ( 115-181) mengatakan bahwa
“kita harus merayakan hari kelahiran
Tuhan kita pada tanggal 25 Desember”. St. Hippolytus yang hidup bersamanya
namun lebih muda (170-240) juga pernah berkata hal yang sama bahwa kedatangan
pertama Tuhan kita dalam daging terjadi ketika Ia dilahirkan di Betlehem pada
tanggal 25 Desember, pada hari Rabu, ketika Kaisar Agustus memimpin di tahun
ke-42. St. Yohanes Krisostomos, seorang Pujangga Gereja dan Uskup ketika
tanggal 20 Desember berkotbah di Anthiokia, ia mengajak umat beriman untuk
merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. St. Agustinus juga menyatakan bahwa
perayaan Natal secara liturgis sudah dirayakan atau diperingati di Roma tanggal
25 Desember sebelum tahun 311. Pernyataan para Bapa Gereja ini menunjukkan
bahwa perayaan Natal itu sudah mulai berabad-abad sejak Gereja Katolik hadir di
dunia ini.
Berdasarkan Kitab Suci
Lalu
apakah betul Tuhan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember? Memang ada banyak teori yang menyatakan bahwa perayaan
Natal itu ada sebagai ganti dari festival pagan Romawi yang disebut Saturnalia yaitu festival musim
dingin, suatu peringatan winter solstice yaitu
titik terjauh matahari dari garis khatulistiwa bumi. Perayaan ini lalu diambil
alih oleh Gereja dengan isi yang berbeda yaitu menggunakan tanggal festival
untuk mengganti perayaan Natal. Tetapi ternyata festival ini hanya berlangsung
antara tangal 17–23 Desember. Jadi tidak ada tanggal 25 Desember. Bolehlah
teori ini disebut tidak benar, sebab tidak mengkait tanggal 25 Desember. Ada
juga teori yang menganggap bahwa Perayaan
Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember dipilih Gereja berkaitan dengan hari
libur Romawi, Natalis Solis Invicti yang artinya Kelahiran dari Matahari yang tak terkalahkan (kelahiran dewa
matahari) Tetapi semuanya itu telah terbantahkan kebenaran, karena “kelahiran
Matahari tak terkalahkan” bukanlah dewa populer di Kakaisaran Romawi. Lagi
pula tradisi perayaan tanggal 25 Desember tidak ada dalam kalender Romawi
sampai setelah Roma menjadi negara Kristen. Semua teori itu mau menunjukkan
bahwa tidak ada kepastian bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember. Bahkan tanggal
itu terasa tanggal yang dibuat-buat dengan menggunakan hari-hari penting
seperti hari festival pagan Romawi, hari kelahiran dewa matahari tak
terkalahkan.
Lalu bagaimana menyikapi kelahiran
Yesus tanggal 25 Desember itu? Atau sungguhkan Yesus lahir pada tanggal 25
Desember? Menurut
St. Hippolytus, tanggal 25 Desember memang menjadi hari kelahiran Yesus. Hari
itu adalah hari Rabu ketika Kaisar Agustus memimpin di tahun ke 42. Menurut St. Hippolitytus kalau Yesus (33
tahun) menderita menurut kalender Ibrani adalah tanggal 14 bulan Nisan, maka
itu artinya Yesus menderita di kayu salib pada tanggal 25 Maret hari Jumat. Berdasarkan
perhitungan St. Hippolytus, tanggal 25 Maret adalah juga tanggal Maria menerima
kabar gembira. Maria mulai mengandung Yesus dari kuasa Roh Kudus. Tanggal itu
bagi St. Hippolytus mempunyai arti yang
luar biasa yang membawa keyakinannya
bahwa bila tanggal itu berjalan terus ke depan selama 9 bulan sebagaimana
orang mengandung, maka tanggal itu jatuh
tepat pada tanggal 25 Desember. Dan pada tanggal itu Maria melahirkan Yesus
Putranya. Pendapat dan keyakinan St. Hippolytus ini juga diteguhkan oleh St.
Agustinus. Menurut St. Agustinus tradisi
25 Maret sebagai konsepsi Mesianis (Yesus dikandung) dan 25 Desember sebagai
hari kelahiran-Nya adalah tradisi yang
berakar dalam Kitab Suci. Sebab tidak seorang pun yang di-kandung, lahir dan
mati dengan tanggal yang sama.
Sikap kita
Sekarang kita bertanya dalam hati
masihkah kita memiliki keraguan bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember? Kalau
kita masih memiliki keraguan, maka kita akan diseret keluar dari yang
subatansi/pokok ke hal yang tidak terlalu penting. Kita tahu hakekat Natal
bukan terletak pada tanggal 25 Desember, tetapi terletak pada keyakinan ada
tanggal atau tidak, Yesus tetap hadir ke dunia sebagai Sang Juru Selamat
manusia. Allah yang maha tinggi berkenan merendahkan diri dan menjadi manusia
dalam pribadi Yesus, lahir di tempat yang hina hanya untuk menyelamatkan umat
manusia dari cengkeraman dosa. Peristiwa agung dan mulia inilah yang kita
rayakan. Jangan gara-gara dikacaukan atau dikibuli orang bahwa Yesus tidak
lahir pada tanggal 25 Desember, lantas iman kita akan kelahiran Yesus menjadi tergeser dan
kita mulai ragu. Apalagi lalu tidak bisa menghayati perayaan Natal dengan
mantep. Bukankah kita tidak ingin menjadi orang beriman katolik yang tidak
mudah digoyang oleh suatu pendapat bahkan termasuk kesulitan atau penderitaan
hidup sekalipun? Kita harus menjadi umat beriman yang cerdas, tangguh dan tentu
juga harus missioner seperti diharapkan oleh Gereja Keuskupan kita, Keuskupan
Agung Semarang.
Maka mari kita bertanya dalam hati:
apakah hari ini kita merayakan Natal dengan hati mantap, penuh keyakinan, bahwa
Yesus sungguh lahir karena Yesus adalah
perwujudan kasih Allah yang besar kepada manusia? Dan apakah kita
percaya kepada-Nya? Ingat barangsiapa tidak percaya kepada-Nya kita akan
binasa. Sebaliknya bila kita percaya, kita akan memperoleh keselamatan.(Yoh.3:16)
Masihkah hati kita disibukkan oleh pertanyaan kapan Natal mulai dan apakah Yesus
lahir di tanggal 25 Desember? Mari di hari Natal ini kita terus maju ke depan,
berjalan lurus bersama Kristus menghadapi segala tantangan. Sebab kita percaya
kelahiran Kristus membuat cinta kita kepada-Nya dan sesama makin besar. Kristus
lahir dari cinta, untuk cinta dan wafat demi cinta bahkan Dia adalah cinta (1Yoh.4:8) agar
umat manusia termasuk kita memperoleh keselamatan. Maka mari kita hidup dengan semangat cinta
untuk cinta dan demi cinta agar dunia ini, sesama kita, lingkungan kita, dan
dimana pun kita berada orang merasa kasih Kristus. Dominus illuminatio mea ! (brh)
&&&&
Selamat Hari Natal 2014 dan
Selamat Tahun Baru 2015
“Gloria in excelsis Deo”
Selamat Hari Natal 2014 dan
Selamat Tahun Baru 2015
“Gloria in excelsis Deo”
0 comments:
Post a Comment