Gereja Katolik di Pakistan
mengecam serangan di sekolah
18/12/2014
The National Commission for Justice and Peace (NCJP), sebuah lembaga HAM Gereja
Katolik di Pakistan, kemarin mengutuk pembantaian para siswa dalam serangan
Taliban yang brutal di sebuah sekolah yang dikelola militer di Peshawar.
“Kami berduka dan memberikan dukungan moril
bagi keluarga-keluarga yang anak-anak mereka yang cedera dan tewas dalam
serangan pengecut ini,” kata Direktur Nasional NCJP Pastor Emmanuel Yousuf Mani
dan Direktur Eksekutif NCJP Cecil Shane Chaudhry dalam pernyataan bersama.
Sebuah serangan Taliban di sebuah sekolah yang
dikelola militer di Peshawar pada Selasa menewaskan 141 orang, termasuk 132
siswa.
“Kami kehabisan tuntutan hak asasi manusia dan kini
kami meminta pemerintah, partai politik, tokoh agama, organisasi masyarakat
sipil, dan pengadilan untuk menyisihkan semua perbedaan pribadi dan politik
mereka dan bergandengan tangan untuk mengakhiri ancaman terorisme,” kata
pernyataan komisi itu.
NJCP juga meminta badan-badan intelijen dan pemerintah
federal serta pemeritah provinsi untuk “mengambil langkah serius dan efektif”
untuk mencegah kekejaman tersebut dan menuntut peningkatan keamanan untuk
“menjamin keselamatan semua anak-anak dan warga Pakistan”.
Di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, berbagai kelompok
Kristen mengumumkan pembatalan perayaan Natal tanpa pesta dan memutuskan untuk
merayakan Natal secara sederhana di semua gereja di Peshawar.
Express Tribune lokal mengutip Uskup Ernest Jacob, dari Gereja
Ortodoks, yang mengatakan, “Kami telah memutuskan untuk mengadakan perayaan
Natal dan doa-doa khusus di semua gereja kota itu dan tidak akan mengadakan
perayaan apapun.”
“Ini adalah serangan paling mematikan dalam sejarah
negara ini dan komunitas Kristen tidak boleh mengadakan pesta
pada perayaan keagamaan di tengah suasana duka,” katanya kepada surat
kabar itu.
Uskup Humphrey Peters dari Gereja Pakistan mengatakan
kehilangan begitu banyak siswa telah membuat seluruh warga kota itu menyelimuti
kesedihan.
“Kami merasakan kesedihan sama ketika Gereja All
Saints secara brutal diserang,” kata Uskup Peters, mengacu pada sebuah insiden
pada September 2013 ketika dua pelaku bom bunuh diri menyerang di luar gereja
setelah kebaktian hari Minggu, menewaskan lebih dari 80 orang.
Di Lahore, Partai Masiah Millat, sebuah partai politik
Kristen, menggelar demonstrasi menentang Taliban dan menyatakan solidaritas
dengan para keluarga korban yang tewas dalam serangan itu.
Secara terpisah, Perdana Menteri Nawaz Sharif memimpin
pertemuan para pemimpin parlemen dan memutuskan untuk menggelar Rencana Aksi
Nasional melawan terorisme dalam waktu seminggu.
Dia juga akan menerapkan sebuah moratorium tentang
hukuman mati.
Sumber: ucanews.com
0 comments:
Post a Comment