BUNDA MARIA
PENGANTARA DOA
Kamis, 16 Oktober 2014
_______________________________
Doa
adalah ungkapan iman. Tentu saja ada banyak ungkapan iman selain doa. Tetapi
doa merupakan ungkapan iman yang paling jelas. Menurut Evagrius (346-395) dan
Yohanes dari Damakus (675-749) doa pada dasarnya bersifat pribadi dan merupakan
bentuk wawancara atau pengangkatan budi kepada Allah yang menyangkut seluruh
pikiran, kebebasan dan perasaan. Ajaran resmi Gereja Katolik (Katekismus) juga
mengatakan bahwa “doa adalah pengangkatan pikiran dan hati kepada Allah atau
suatu permohonan kepada Allah demi hal-hal yang baik. Akan tetapi agar kita
dapat memperoleh anugerah doa itu, menurut ajaran Gereja Katolik, maka doa itu
harus dimulai dari kerendahan hati. Sebab “siapa
yang merendahkan diri akan ditinggikan” (Bdk.Luk 18: 9-14) Lagi pula
sesungguhnya kata St. Paulus “kita tidak
tahu bagaimana sebenarnya kita harus berdoa”(Rm. 8:26) Di hadapan Allah kita adalah seorang pengemis (KGK 2559)
Macam Bentuk dan isi Doa
Mungkin
kita tak pernah mengevaluasi doa-doa yang pernah kia panjatkan kepada Allah,
sehingga setiap kali kita berdoa melulu berisikan permohonan. Apa ini salah?
Tentu tidak! Tetapi doa lalu dipersempit menjadi doa permohonan saja. Pada hal
doa sebagai bentuk komunikasi kepada Allah bisa bermacam-macam bentuk dan
isinya.
Ketika
bangsa Israel keluar dari Mesir, perjalanan mereka terhalang oleh laut. Tetapi
saat itu karya Allah dinyatakan kepada bangsa Israel yaitu Allah menyeberangkan
mereka secara ajaib dan menenggelamkan musuh yang mengejarnya. Atas karya Agung
Allah ini bangsa Israel memanjatkan doa atau kidung pujian kepada Allah. (Kel.
14:15-31; 15: 1-4a 8-13, 17-18) Inilah doa pujian.
Ketika Yosua mengumpulkan semua suku Israel di
Sikhem, ia menceriterakan karya agung Allah mulai dari nenek moyang bangsa
Israel yang beribadah pada allah lain, Abraham yang dipilih dan diberkati Allah
dengan keturunan yang banyak, penghukuman bangsa Mesir dengan tulah, pembebasan
dari Mesir hingga pemberian tanah Kanaan. Mendengar segala karya agung Allah
itu Harun mengajak umatnya untuk memperbaharui janji setia kepada Allah Inilah
doa janji setia ( Yosua 24: 14-18)
Demikian
pula ketika Yesaya ditugaskan untuk berbicara dan mengajar dengan kata-kata
yang berasal dari Allah, ia justru sering mendapat penganiayaan. Namun Yesaya
tetap tabah bahkan yakin bahwa Allah akan membantu dan melindunginya. Ia
memanjatkan doa iman kepada Allah (Yes. 50:4-10)
Doa-doa
Alkitabiah ini menunjukkan kepada kita bahwa doa mempunyai macam bentuk dan isi
yang berbeda tergantung pada karya Allah yang dialami. Kalau kita merasa diberi
kelimpahan harta kita panjatkan dos syukur. Kalau kita merasa tak berdaya, tak
bisa berbuat apa-apa lagi, kita panjatkan doa pasrah kepada Allah. Kalau kita
sadar atas kemiskinan dan kebutuhan kita, kita berdoa permohonan.
Maria Pengantara Rahmat
Ada
banyak di antara kita yang secara khusus memohon sesuatu kepada Allah melalui
perantaraan Bunda Maria. Doa ini baik dan boleh, sebab kita percaya bahwa Bunda Maria akan
menyampaikan doa permohonan kita itu kepada Putranya seperti pernah terjadi
pada peristiwa perkawinan di Kana ( Yoh. 2: 1 -11) Dalam Dokumen Konsili
Vatikan II, Bunda Maria memang disebut sebagai Bunda Pengantara bahkan juga
disebut sebagai Bunda Penolong. Bunda Pembantu, karena ia telah menyelesaikan
tugasnya bekerjasama dengan Allah dalam
menyelamatkan manusia yaitu dengan menjadi Bunda Tuhan Yesus. Atas jasa
pengorbanan dan kesetiaannya mempertahankan iman yang sama sejak ia menerima
kabar gembira sampai ia duduk di kaki salib Putranya, Maria lalu diangkat ke Sorga jiwa dan
raganya. Di sana ia tetap tidak mengesampingkan tugas penyelamatan yang pernah
dilakukannya. Ia terus menerus, tanpa henti berdoa bagi kita yang masih dalam
peziarahan di dunia ini dan dalam menghadapi berbagai bahaya dan
kesukaran-kesukaran hingga nanti kita sampai ke tanah sorgawi yang penuh
kebahagiaan. (Lumen Gentium 62) Inilah Bunda Maria, Bunda kita semua.
Bunda Maria adalah Bunda Pengantara segala
rahmat/Mediatrix ini, juga telah diajarkan oleh Bapak-bapak Paus kepada kita
sebelum Konsili Vatikan II. Paus leo XIII ( 1891) misalnya pernah mengatakan
bahwa “Dari semua harta rahmat yang telah diberikan Allah, tak ada yang menurut
kehendak Tuhan datang kepada kita kecuali melalui Maria”. Bunda Maria adalah”
pembagi (disepenser) semua rahmat yang telah diperoleh dari Kristus bagi kita
oleh kematian dan darahNya (Paus Pius X-1903). “Semua karunia diberikan melalui
tangan Bunda Maria “( Paus Benedict – 1919) Dengan mengutip St. Bernard, Paus
Pius XI ( 1937) mengatakan “Adalah
kehendak Tuhan bahwa kita menerima segala sesuatu melalui Bunda Maria”
Jauh sebelum para Bapa Suci (Paus) mengajarkan
tentang Maria adalah Pengatara segala rahmat, para Bapa-Bapa Gereja juga sudah
mengajarkannya seperti tampak dalam bentuk doa. “ O. Perawan yang kudus..
Lihatlah kepada kami dan berbaik hatilah kepada kami. Pimpinlah kami di dalam
kedamaian.. ke sisi kanan Putra-Mu” (St. Basil dari Seleucia-495) “ Kini
kami tetap di dekatmu… O, Bunda Allah
dan Perawan. Kami mengikatkan jiwa kami kepada pengharapanmu seperti jangkar
yang teguh dan tak terpatahkan, menyerahkan kepadamu akal budi, jiwa, tubuh dan
segalanya untuk menghormatimu. (St. Yohanes Damaskinus–749) “Mari kita
mempercayakan diri kita dengan kasih jiwa kita kepada doa syafaat Perawan yang
terberkati: dengan segenap kekuatan kita, memohon perlindungannya agar kita di
dunia , kita mengelilinginya dengan pernghormatan, sehingga ia sendiri di Sorga
dapat berkenan mendukung kita dengan doa-doanya”( Ambrosius Autpert – 778). “
Di bawah belas kasihmu kami berlindung, O Bunda Allah. Jangan menolak
permohonan kami di dalam kekurangan, tetapi bebaskanlah kami dari bahaya, o,
engkau satu-satunya yang murni dan terberkati” (Sub Tuum Praesidium dari Ryland
Papyrus- abad ke 3)
Refleksi
Baik
Konsili vatikan II, para Bapa Paus maupun para Bapa Gereja telah mengajarkan
kepada kita bahwa Bunda Maria adalah Pengantara segala rahmat. Maka kita tidak
perlu ragu sedikit pun bahwa Bunda Maria akan selalu mendengar doa kita dan
menyampaikannya kepada Putranya. Doa-doa kita akan dikabulkan. Akan tetapi kita
diingatkan bahwa doa-doa kita harus dilandasi dengan sikap rendah hati dan demi
hal-hal yang baik. Bila kita berdoa melalui Bunda Maria dengan sikap sombong
atau memaksa maka doa kita tak akan pernah disampaikan kepada Putranya, dengan
demikian juga tak pernah dikabulkan. Demikian pun bila doa kita untuk tujuan
yang tidak baik ( mendoakan orang karena sakit hati supaya dihukum Tuhan atau
mendapat kemalangan) doa kita juga tidak akan disampaikan kepada Yesus
Putrannya apalagi mendapat anugerah dari doa itu.
Maka
beberapa pertanyaan : apakah kita pernah berdoa untuk hal-hal yang kurang baik
melalui Bunda Maria? Atau kita merasa
yakin bahwa doa pasti dikabulkan, tanpa tak pernah mengoreksi diri tingkah laku
kita ? Mengapa doa novena kita lama tak dikabulkan? Mengapa ketika kita berdoa
rosario pikiran kita tidak focus kepada Bunda Maria, bahkan mungkin melayang ke
mana-mana?
******
Bunda
Maria, Bunda kami,
Betapa
mulia hatimu. Engkau senantiasa berdoa bagi kami
terutama
ketika kami berada dalam bahaya dan kesukaran.
Bimbinglah
kami agar kami tidak jatuh ke dalam dosa ketika mara bahaya itu mengancam kami.
Bunda Maria semoga kami kelak dimuliakan di sorga seperti engkau mulia di
sorga.
Doakanlah
kami ya Maria Bunda kami. Amin
0 comments:
Post a Comment