Sunday, 26 October 2014

BKMM TANGGAL 16 OKTOBER 2013


BUNDA MARIA
PENGANTARA DOA
Kamis, 16 Oktober 2014

_______________________________


Doa adalah ungkapan iman. Tentu saja ada banyak ungkapan iman selain doa. Tetapi doa merupakan ungkapan iman yang paling jelas. Menurut Evagrius (346-395) dan Yohanes dari Damakus (675-749) doa pada dasarnya bersifat pribadi dan merupakan bentuk wawancara atau pengangkatan budi kepada Allah yang menyangkut seluruh pikiran, kebebasan dan perasaan. Ajaran resmi Gereja Katolik (Katekismus) juga mengatakan bahwa “doa adalah pengangkatan pikiran dan hati kepada Allah atau suatu permohonan kepada Allah demi hal-hal yang baik. Akan tetapi agar kita dapat memperoleh anugerah doa itu, menurut ajaran Gereja Katolik, maka doa itu harus dimulai dari kerendahan hati. Sebab “siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan” (Bdk.Luk 18: 9-14) Lagi pula sesungguhnya kata St. Paulus “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya kita harus berdoa”(Rm. 8:26) Di hadapan Allah kita adalah seorang pengemis (KGK 2559)


Macam Bentuk dan isi Doa

Mungkin kita tak pernah mengevaluasi doa-doa yang pernah kia panjatkan kepada Allah, sehingga setiap kali kita berdoa melulu berisikan permohonan. Apa ini salah? Tentu tidak! Tetapi doa lalu dipersempit menjadi doa permohonan saja. Pada hal doa sebagai bentuk komunikasi kepada Allah bisa bermacam-macam bentuk dan isinya.

Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, perjalanan mereka terhalang oleh laut. Tetapi saat itu karya Allah dinyatakan kepada bangsa Israel yaitu Allah menyeberangkan mereka secara ajaib dan menenggelamkan musuh yang mengejarnya. Atas karya Agung Allah ini bangsa Israel memanjatkan doa atau kidung pujian kepada Allah. (Kel. 14:15-31; 15: 1-4a 8-13, 17-18) Inilah doa pujian.

                Ketika Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem, ia menceriterakan karya agung Allah mulai dari nenek moyang bangsa Israel yang beribadah pada allah lain, Abraham yang dipilih dan diberkati Allah dengan keturunan yang banyak, penghukuman bangsa Mesir dengan tulah, pembebasan dari Mesir hingga pemberian tanah Kanaan. Mendengar segala karya agung Allah itu Harun mengajak umatnya untuk memperbaharui janji setia kepada Allah Inilah doa janji setia ( Yosua 24: 14-18)

Demikian pula ketika Yesaya ditugaskan untuk berbicara dan mengajar dengan kata-kata yang berasal dari Allah, ia justru sering mendapat penganiayaan. Namun Yesaya tetap tabah bahkan yakin bahwa Allah akan membantu dan melindunginya. Ia memanjatkan doa iman kepada Allah (Yes. 50:4-10)

Doa-doa Alkitabiah ini menunjukkan kepada kita bahwa doa mempunyai macam bentuk dan isi yang berbeda tergantung pada karya Allah yang dialami. Kalau kita merasa diberi kelimpahan harta kita panjatkan dos syukur. Kalau kita merasa tak berdaya, tak bisa berbuat apa-apa lagi, kita panjatkan doa pasrah kepada Allah. Kalau kita sadar atas kemiskinan dan kebutuhan kita, kita berdoa permohonan.

Maria Pengantara Rahmat

                Ada banyak di antara kita yang secara khusus memohon sesuatu kepada Allah melalui perantaraan Bunda Maria. Doa ini baik dan boleh, sebab  kita percaya bahwa Bunda Maria akan menyampaikan doa permohonan kita itu kepada Putranya seperti pernah terjadi pada peristiwa perkawinan di Kana ( Yoh. 2: 1 -11) Dalam Dokumen Konsili Vatikan II, Bunda Maria memang disebut sebagai Bunda Pengantara bahkan juga disebut sebagai Bunda Penolong. Bunda Pembantu, karena ia telah menyelesaikan tugasnya bekerjasama dengan Allah dalam  menyelamatkan manusia yaitu dengan menjadi Bunda Tuhan Yesus. Atas jasa pengorbanan dan kesetiaannya mempertahankan iman yang sama sejak ia menerima kabar gembira sampai ia duduk di kaki salib Putranya,  Maria lalu diangkat ke Sorga jiwa dan raganya. Di sana ia tetap tidak mengesampingkan tugas penyelamatan yang pernah dilakukannya. Ia terus menerus, tanpa henti berdoa bagi kita yang masih dalam peziarahan di dunia ini dan dalam menghadapi berbagai bahaya dan kesukaran-kesukaran hingga nanti kita sampai ke tanah sorgawi yang penuh kebahagiaan. (Lumen Gentium 62) Inilah Bunda Maria, Bunda kita semua.

                Bunda Maria adalah Bunda Pengantara segala rahmat/Mediatrix ini, juga telah diajarkan oleh Bapak-bapak Paus kepada kita sebelum Konsili Vatikan II. Paus leo XIII ( 1891) misalnya pernah mengatakan bahwa “Dari semua harta rahmat yang telah diberikan Allah, tak ada yang menurut kehendak Tuhan datang kepada kita kecuali melalui Maria”. Bunda Maria adalah” pembagi (disepenser) semua rahmat yang telah diperoleh dari Kristus bagi kita oleh kematian dan darahNya (Paus Pius X-1903). “Semua karunia diberikan melalui tangan Bunda Maria “( Paus Benedict – 1919) Dengan mengutip St. Bernard, Paus Pius XI ( 1937)  mengatakan “Adalah kehendak Tuhan bahwa kita menerima segala sesuatu melalui Bunda Maria”

                Jauh sebelum para Bapa Suci (Paus) mengajarkan tentang Maria adalah Pengatara segala rahmat, para Bapa-Bapa Gereja juga sudah mengajarkannya seperti tampak dalam bentuk doa. “ O. Perawan yang kudus.. Lihatlah kepada kami dan berbaik hatilah kepada kami. Pimpinlah kami di dalam kedamaian.. ke sisi kanan Putra-Mu” (St. Basil dari Seleucia-495) “ Kini kami  tetap di dekatmu… O, Bunda Allah dan Perawan. Kami mengikatkan jiwa kami kepada pengharapanmu seperti jangkar yang teguh dan tak terpatahkan, menyerahkan kepadamu akal budi, jiwa, tubuh dan segalanya untuk menghormatimu. (St. Yohanes Damaskinus–749) “Mari kita mempercayakan diri kita dengan kasih jiwa kita kepada doa syafaat Perawan yang terberkati: dengan segenap kekuatan kita, memohon perlindungannya agar kita di dunia , kita mengelilinginya dengan pernghormatan, sehingga ia sendiri di Sorga dapat berkenan mendukung kita dengan doa-doanya”( Ambrosius Autpert – 778). “ Di bawah belas kasihmu kami berlindung, O Bunda Allah. Jangan menolak permohonan kami di dalam kekurangan, tetapi bebaskanlah kami dari bahaya, o, engkau satu-satunya yang murni dan terberkati” (Sub Tuum Praesidium dari Ryland Papyrus- abad ke 3)

Refleksi

                Baik Konsili vatikan II, para Bapa Paus maupun para Bapa Gereja telah mengajarkan kepada kita bahwa Bunda Maria adalah Pengantara segala rahmat. Maka kita tidak perlu ragu sedikit pun bahwa Bunda Maria akan selalu mendengar doa kita dan menyampaikannya kepada Putranya. Doa-doa kita akan dikabulkan. Akan tetapi kita diingatkan bahwa doa-doa kita harus dilandasi dengan sikap rendah hati dan demi hal-hal yang baik. Bila kita berdoa melalui Bunda Maria dengan sikap sombong atau memaksa maka doa kita tak akan pernah disampaikan kepada Putranya, dengan demikian juga tak pernah dikabulkan. Demikian pun bila doa kita untuk tujuan yang tidak baik ( mendoakan orang karena sakit hati supaya dihukum Tuhan atau mendapat kemalangan) doa kita juga tidak akan disampaikan kepada Yesus Putrannya apalagi mendapat anugerah dari doa itu.

Maka beberapa pertanyaan : apakah kita pernah berdoa untuk hal-hal yang kurang baik melalui Bunda Maria? Atau kita  merasa yakin bahwa doa pasti dikabulkan, tanpa tak pernah mengoreksi diri tingkah laku kita ? Mengapa doa novena kita lama tak dikabulkan? Mengapa ketika kita berdoa rosario pikiran kita tidak focus kepada Bunda Maria, bahkan mungkin melayang ke mana-mana?






******






Bunda Maria, Bunda kami,
Betapa mulia hatimu. Engkau senantiasa berdoa bagi kami
terutama ketika kami berada dalam bahaya dan kesukaran.
Bimbinglah kami agar kami tidak jatuh ke dalam dosa ketika mara bahaya itu mengancam kami. Bunda Maria semoga kami kelak dimuliakan di sorga seperti engkau mulia di sorga.
Doakanlah kami ya Maria Bunda kami. Amin

0 comments:

Post a Comment