Friday, 3 October 2014

BKMM TANGGAL 2 dan 6 OKTOBER 2014



MENGENAL MARIA
SEBAGAI BUNDA ALLAH
          Kamis 02 Oktober 2014
------------------------------------------------------------------------

Bulan Mei dan Oktober adalah bulan untuk meng-hormati Bunda Maria. Penghormatan itu terutama terungkap dalam doa rosario. Maka bulan Mei dan Oktober disebut  bu-lan rosario.

Penghormatan terhadap Bunda Maria sesungguhnya tidak hanya terungkap dalam doa rosario atau doa-doa yang lain, tetapi juga terungkap dalam tradisi suci yaitu dalam bentuk ajaran yang disampaikan oleh Bapa-Bapa Gereja, yang kemudian dilestarikan dalam liturgi suci dan oleh pengajaran Magisterium. Semua ungkapan hormat itu berasal dari peran Bunda Maria dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah yang secara samar-samar telah terlihat dalam Perjanjian Lama dan menjadi jelas dalam Perjanjian Baru, terutama dalam Injil.
Tentu saja kita bertanya: peran apa yang diterima Bunda Maria dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah, sehingga ia layak diberikan penghormatan istimewa?  Me-nurut para ahli Mariologi, peran Bunda Maria itu adalah menjadi Bunda Allah, Bunda Sang Penebus. Inilah yang kemudian menjadi dasar penghormatan kita kepada Bunda Maria.

KITAB SUCI

Mari kita lihat sejenak apa yang ditulis dalam Per-janjian Lama berkaitan dengan peran Bunda Maria itu. Meskipun samar-samar Perjanjian Lama mencatat " Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu; dan engkau akan meremukkan tumitnya"(Kej.3:15). Janji tentang perempuan ini (the woman) dan keturunannya mengingatkan kita akan Tuhan Yesus dan Bunda Maria, ibu yang melahirkan-Nya. Dalam Kitab Nabi Yesaya ada juga pernyataan atau nubuat bahwa Maria adalah Bunda Tuhan Yesus, " Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Imanuel yang berarti " Allah menyertai kita" (Yes. 7:14)

Dalam Perjanjian Baru terutama dalam Injil kita juga menemukan bahwa Maria adalah sungguh Bunda Allah. Ketika Elisabeth mendapat kunjungan Maria, ia berkata :" Diberkatilah engkau diantara semua perempuan, dan diberkatilah buah rahimmu. Sipakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Luk. 1: 42-43) Elisabeth menyebut Maria sebagai seseorang yang diberkati di antara wanita, oleh karena ia mengandung Yesus. Demikianlah ketika Malaekat menampakkan diri kepada Maria, ia berkata :"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang MahaTinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah" ( Luk. 1:35)
Masih ada catatan Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Maria adalah Bunda Tuhan Yesus ( Mat.2:11; Gal. 4:4)

TRADISI SUCI GEREJA

Dalam sejarah para Bapa Gereja atau yang disebut  tradisi suci, kita juga menemukan pernyataan dari para Bapa Gereja yang menyebut Maria adalah Bunda Allah. St. Ireneus (189) misalnya mengatakan "Perawan Maria, yang taat kepada Sabda-Nya menerima dari kabar malaikat bahwa ia akan melahirkan Tuhan". St. Petrus dari Alexandria ( 260-310) "Kami mengakui kebangkitan orang mati, di mana Yesus Kristus Tuhan kita menjadi yang pertama; Ia mempunyai tubuh yang sungguh, bukan hanya kelihatan sebagi tubuh, tetapi tubuh yang diperoleh dari Maria Bunda Allah. St. Anathasius juga berkata(365) " Sabda Allah Bapa di tempat yang Maha Tinggi... adalah Ia yang lahir di bawah ini, oleh Perawan Maria, Bunda Allah. St. Gregorius Naziansa (382):  " barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Sebab Bunda Maria bukan semata-mata saluran, melainkan Kristus sungguh-sungguh terbentuk di dalam rahim Maria secara ilahi (tanpa campur tangan manusia) namun juga secara manusiawi ( karena mengikuti hukum alam). St, Cyril dari Alexandria (444) " Bunda Maria, Bunda Allah... bait Allah yang kudus yang didalamnya Tuhan sendiri dikandung... Sebab jika Tuhan Yesus adalah Allah, bagaimana mungkin Bunda Maria yang mengandung-Nya tidak disebut sebagai Bunda Allah?" Masih banyak pernyataan Bapa-Bapa Gereja yang mengungkapkan bahwa  Maria adalah Bunda Allah.

AJARAN MAGISTERIUM GEREJA

Tradisi suci Gereja sudah dengan jelas mengung-kapkan kepada kita bahwa Maria adalah Bunda Allah. Demikian pun ajaran yang disampaikan oleh Magisterium Gereja. Melalui doktrin Konsili di Efesus (431) dan Konsili Chalsedon (451) Gereja menegaskan bahwa Maria adalah Bunda Allah.Konsili Efesus mengatakan" Terkutuklah ! jika seseorang tidak mengakui bahwa Emmanuel adalah Tuhan sendiri dan oleh karena itu Perawan Suci Maria adalah Bunda Tuhan ( Theotokos); dalam arti di dalam dagingnya ia (Maria) mengandung Sabda Allah yang menjelma menjadi daging ( seperti tertulis bahwa "Sabda sudah menjadi daging", ". Pernyataan ini sesungguhnya merupakan reaksi penolakan terhadap ajaran sesat yang disebarkanoleh Nestorius bahwa Maria hanyalah ibu kemanusiaan Yesus, bukan ibu Yesus sebagai Tuhan. Sebab menurut Nestorius yang dilahirkan oleh Maria adalah manusia yang di dalamnya Tuhan tinggal, dan bukan Tuhan sendiri yang sungguh menjelma menjadi manusia.

Pengajaran Gereja tentang Bunda Maria ini kemudian ditegaskan oleh Konsili Vatikan II "Sebab perawan Maria yang sesudah warta Malaekat menerima Sabda Allah dalam hati maupun tubuhnya, serta memberikan Hidup kepada dunia, diakui dan dihormati sebagai Bunda Allah dan (Bunda) Penebus yang sesungguhnya (Lumen Gentium 53) Konsili Vatikan II tidak ragu lagi untuk menyatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah sepanjang sejarah kehidupan Gereja.

Liturgi Suci

Dalam liturgi suci penghormatan terhadap Bunda Maria sebagai Bunda Allah dirayakan setiap tanggal 1 Januari bertepatan dengan tahun baru kalender internasioanal. Perayaan-perayaan yang lain juga bisa kita lihat, setiap tanggal 15 Agustus perayaan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga; tanggal 08 Desember sebagai perayaan St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa, tanggal 25 Maret sebagai perayaan Hari Raya Kabar Sukacita. Selain itu ada juga pesta dan perayaan wajib seperti pesta Maria Mengunjungi Elisabet (31 Mei);pesta kelahiran Santa Perawan Maria (08 September); Perayaan wajib Santa Perawan Maria Berduka Cita ( 15 September) ; perayaan wajib Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah ( 21 Nopember) . Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa besar Gereja memberikan penghormatan kepada Bunda Maria melalui liturgi.

Refleksi

Kalau kita kembali pada pertanyaan awal mengapa Bunda Maria begitu dihormati Gereja secara istimewa, jawabnya adalah karena Bunda Maria adalah Bunda Allah. Baik Kitab Suci, ajaran Bapa-bapa Gereja maupun ajaran Magisterium Gereja yang kemudian dilestarikan dalam liturgi suci menunjukkan hal itu. Tentu bagi kita pertanyaannya: apakah kita juga menempatkan Bunda Maria secara istimewa dalam hidup kitasebagaimana Gereja menempatkan itu?  Bagaimana itu kita wujudkan dan lakukan ? Cukupkah kita berdoa rosario seperti ini?Agaknya sejauh kita kurang memberi penghormatan secara istimewa kepada Bunda Maria dalam hidup kita, maka bolehlah kita disebut sebagai orang yang kurang mengenal Bunda Maria sebagai Bunda Allah.  Kalau Allah kita hormati, maka juga Maria sebagai bunda-Nya. Janganlah kita seperti umat protestan sekalipun mengakui Maria bunda Tuhan Yesus, namun mereka tidak memberi tempat istimewa baik di dalam kehidupan Gereja maupun di dalam hati mereka.




*******



O, Maria,
Engkaulah Bunda Allah,
Bunda kami semua, Bunda Gereja yang kudus
KepadaMu telah dianugerah segala rahmat
Kami mohon kepadamu, dampingilah kami putra-putriMu
di dalam perjalanan hidup kami,
Agar kami kelak sampai kepada Putra-Mu
Yesus Kristus.

 ****

Malaekat pelidung kami, yang hari ini kami rayakan
Lindungi dan jagalah kami, agar kami kuat dan menang dalam mengahadapi bujuk dan rayuan setan. Hadirlah selalu di samping hidup kami setiap hari. Amin.



MENGENAL MARIA
PERAWAN TANPA NODA DOSA
Senin, 06 Oktober 2014

___________________________

Kita telah merenungkan bahan katekese kita tentang mengapa kita menghormati Bunda Maria secara istimewa? Sederhana sekali jawabannya, karena Bunda Maria adalah Bunda Allah. Hal ini ditunjukkan dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang memang menjadi dasar keyakinan kita. Tetapi juga dalam ajaran para Bapa Gereja, ajaran Magisterium Gereja dan dalam liturgi suci. Sebagai Bunda Allah, maka penghormatan kita kepada Bunda Maria memang seharusnya  kita lakukan secara istimewa. Bukankah Allah yang maha suci, sumber hidup kita berkenan hadir di tengah-tengah kita dengan mengambil kemanusian, lahir dari rahim Maria?  Ketaatan dan kesucian Bunda Maria tentu menjadi alasanmendasar.Sekarang mari kita melihat gelar kehormatan itu (Bunda Allah) lebih lanjut.

Maria Dikandung Tanpa Dosa

Gelar kehormatan yang disandang Maria sebagai Bunda Allah, tentu merupakan gelar yang diberikan Allah sendiri kepadanya. Allah memang menghendaki Maria agar mengambil bagian dalam rencana keselamatan-Nya setelah manusia jatuh dalam dosa. Oleh karena itu Allah mem-persiapkan Maria dengan menguduskannya, menjadikan "Hawa Baru" yang bekerjasama dengan Kristus sebagai "Adam Baru" untuk menyelamatkan manusia.Dikuduskan artinya Maria dibebaskan dari noda dosa asal. Para pakar Mariologi meyakini bahwa pengudusan Maria itu terjadi karena jasa pengorbanan Kristus yang mendahului sebelum orang lain bahkan sebelum korban salib Kristus terjadi. Sebab Allah yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu berhak memberikan rahmat-Nya menurut kebijaksanaan-Nya.

Oleh karena itu Maria disebut sebagai yang "penuh rahmat" atau "penuh kasih karunia", sebutan yang sesung-guhnya hanya berlaku bagi Yesus. Penuh rahmat yang dalam bahasa Yunani -kecharitomene- mempunyai arti diubah seluruhnya oleh rahmat Tuhan, disucikan seluruhnya oleh Tuhan sendiri. Maka Mariasebagai yang penuh rahmat Tuhan berarti ia dikuduskan bukan baru pada saat ia menerima kabar gembira melainkan sejak awal mula ia berada (konsepsinya) dalam rahim ibunya. Allah telah membebaskan ia dari segala noda dosa. Itulah sebab Gereja menghormatinya sebagai yang dikandung tanpa noda dosa ( Immaculata Conceptio) suatu gelar kehormatan yang kemudian ditetapkan melalui dogma oleh Bapa paus Pius IX dalam Bulla Inecffabilis Deus pada tanggal 08 Desember 1954 untuk dimani umat beriman. Tanggal inilah yang kemudian secara liturgis menjadi perayaan Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa.Dalam dokumen Lumen Gentium gelar kehormatan itu ditegaskan bahwa sejak pertama Maria dikandung, ia telah dikarunia cahaya kekudusan yang isti-mewa (LG, 56) dan berkat jasa Kristus Putranya Maria ditebus secara lebih unggul (LG. 53) Inilah gelar kehormatan Maria yang berasal dari perannya sebagi Bunda Allah.

Gelar kehormatan Maria ini (dikandung tanpa noda dosa) sebenarnya telah banyak diajarkan dan dibicarakan oleh para Bapa Gereja jauh sebelum ajaran resmiGereja (Magisterium).St. Gregorius (213-270) mengatakan, " Mari menyanyikan melodi yang diajarkan kepada kita oleh inspirasi harpa Raja Daud dan berkata: "Bangunlah O Tuhan, kepada peristirahatanmu; Engkau, dan tabut tempat kudus-Mu. Sebab sesungguhnya Sang Perawan Maria adalah sebuah tabut, yang dilapisi emas dari dalam dan luar, yang telah menerima keseluruhan harta dari tempat kudus". St. Anathasius (373) mengatakanjuga :"O, Perawan yang terberkati, sungguh engkau lebih besar daripada semua kebesaran yang lain. Sebab siapakah yang sama dengan kebesaranmu, O tempat kediaman Sang Sabda Allah? Kepada ciptaan mana, harus kubandingkan dengan engkau, O, Perawan? Engkau lebih besar dari pada semua ciptaan, O Tabut Perjanjian, yang dilapisi dengan kemurnian, bukannya dengan emas! Engkau adalah Tabut Perjanjian yang di dalamnya terdapat bejana emas yang berisi manna sejati, yaitu: daging di mana Ke-Allah-an tinggal.St. Agustinus (415) juga berkata:" Kita harus menerima bahwa Perawan Maria yang suci, yang tentangnya saya tidak akan mempertanyakan sesuatu pun ketika kita membicarakan tentang dosa, demi hormat kita kepada Tuhan, sebab dari Dia kita mengetahui betapa berlimpahnya rahmat untuk mengalahkan dosa di dalam segala hal telah diberikan kepadanya, yang telah berjasa untuk mengandung dan melahirkan Dia yang sudah pasti tidak berdosa" Demikian pun Theodotus (446) me-ngatakan: Maria adalah seorang perawan, yang tak berdosa, tak bernoda, bebas dari cacat cela, tidak tersentuh, tidak tercemar, kudus dalam jiwa dan tubuh, seperti tangkai lili yang berkembang di antara semak duri"

Masih banyak ajaran para Bapa Gereja yang  menyatakan bahwa Maria adalah dia yang dikandung tanpa noda dosa. Kelak para teolog seperti St. Thomas Aquinas akan mendukung ajaran itu dengan menyatakan bahwa akibat dari rahmat yang istimewa dari Tuhan, Maria dibebaskan dari setiap dosa sepanjang hidupnya.Demikian pun Konsili Trenta (1545-1563) "Tidak ada orang yang benar dapat untuk sepanjang hidupnya menghindari semua dosa, bahkan dosa-dosa ringan, kecuali atas dasar hak istimewa dari Tuhan, yang diyakini Gereja diberikan kepada Perawan Maria yang terberkati.

Maria Tetap Perawan

Gelar kehormatan Maria bukan hanya karena ia dikandung tanpa noda dosa, tetapi juga karena ia tetap perawan sekalipun telah melahirkan Yesus. Sinode Lateran (649)  menyatakan  bahwa  Maria mengandung tanpa benih laki-laki, melainkan karena Roh Kudus. Maka ketika Maria melahirkan Yesus, kelahiran itu tanpa merusak keperawannya bahkan setelah melahirkan sekalipun keperawanan tetap tidak  terganggu. St.Agustinus memperbandingkan hal itu dengan peritiwa kebangkitan Yesus. Ketika para murid sedang berdoa di sebuah ruangan, tiba-tiba Yesus yang bangkit datang ke ruangan itu tanpa merusak semua pintu. (Bdk. Yoh. 20: 26) Roh Kudus yang membangkitkan Yesus adalah Roh Kudus yang sama yang membentuk Yesus dalam rahim Bunda Maria. Maka - kata St. Agustinus - kelahiran Yesus dan kebangkitan-Nya merupakan peristiwa ajaib, kelahiran-Nya tidak merusak keperawanan seperti kebangkitan-Nya tidak merusak kubur. Inilah kemudian oleh Konsili Konstantinopel (553) dinyatakanbahwa keperawanan Maria saat melahirkan Yesus termasuk dalam gelar "tetap perawan".

Berkaitan dengan gelar Maria ini, Konsili Vatikan II mengajarkan "Adapun Bapa yang penuh belas kasihan menghendaki supaya penjelmaan Sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah ditetapkan menjadi Bunda-Nya. Dengan demikian, seperti dahulu seorang wanita mendatangkan maut, maka kini seorang wanitalah yang mendatangkan kehidupan. Itu secara amat istimewa berlaku tentang Bunda Yesus yang telah melimpahkan kepada dunia Hidup sendiri yang membaharui segalanya, dan yang oleh Allah dianugerahkan kurnia-kurnia yang layak bagi tugas seluhur itu. Maka mengherankan juga, bahwa diantara para Bapa Suci menjadi lazim untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena oleh cemar doa manapun juga, bagaikan makhluk yang diciptakan dan dibentuk baru oleh Roh Kudus... " (Lumen Gentium 56)

Refleksi

Mendalami kehidupan Bunda Maria sebagai Bunda Allah kita merasa tahu bahwaBunda Maria adalah manusia istimewa di muka bumi ini. Kehadirannya di dunia telah dipersiapkan oleh Allah sejak ia dikandung dalam rahim ibunya, dibebaskan dari dosa asal bahkan berkat karunia Allah ia diubah seluruhnya agar ia dapat bekerjasama dengan Allah menyelamatkan manusia. Perkataan Bunda Maria ketika menerima kabar suka cita dari Allah"Fiat mihi verbum tuum"- jadilah padaku menurut perkataanmu- sesungguhnya bukanlah awal dari dipersiapkannya menjadi Bunda Allah, melainkan penegasanbahwa Mariatelah sungguh diper-siapkan Allah sejak dalam konsepsinya.

Karunia Allah yang menjadikan Bunda Maria di-kuduskan sejak lahir memperlihatkan kepada kita bahwa Bunda Maria memiliki kepenuhan rahmat Tuhan dalam hidupnya "gracia plena" "full of grace" yang menjadikan dia tetap perawan sekalipun telah melahirkan putra-Nya bahkan keperawanan itu terus berlangsung selamanya. Keperawanan yang tidak bisa diganggu oleh siapapun.

Mendalami kehidupan Bunda Maria hendaklah bagi kita menjadi doronganmeningkatkan penghormatan kita kepadanya, karena Allah telah berkenan menjadikan dia Bunda-Nya. Dengan menghormati Bunda Maria sebagai Bunda Allah, Bunda yang dikandung tanpa noda dosa, Bunda yang tetap perawan selamanya sesungguhnya kita meng-hormati putranya sendiri yaitu Yesus Kristus. Sebab apa yang dipersiapkan Allah ini demi keselamatan kita. Maka Ad Jesum per Mariam (menuju Yesus melalui Bunda Maria) menjadi ingatan penting bagi kita. Apakah hari ini kita lebih memiliki rasa hormat kepada Bunda Maria jauh lebih dari sebelum-sebelumnya? Mari kita ungkapkan dengan sejujur-jujurnya dan penuh iman!


*******

O, betapa murninya ibu yang tidak mengenal dosa
 dan pantas mengandung Allah.
Terberkatilah engkau, ya perawan Maria oleh
Tuhan Allah yang mahatinggi,
Melebihi semua wanita di atas bumi










0 comments:

Post a Comment