MENGENAL MARIA
SEBAGAI BUNDA ALLAH
Kamis 02 Oktober 2014
------------------------------------------------------------------------
Bulan Mei dan Oktober adalah bulan untuk meng-hormati Bunda Maria. Penghormatan itu terutama terungkap
dalam doa rosario. Maka bulan Mei dan Oktober disebut bu-lan rosario.
Penghormatan terhadap Bunda Maria sesungguhnya tidak hanya
terungkap dalam doa rosario atau doa-doa yang lain, tetapi juga terungkap dalam
tradisi suci yaitu dalam bentuk ajaran
yang disampaikan oleh Bapa-Bapa Gereja, yang kemudian dilestarikan dalam
liturgi suci dan oleh pengajaran Magisterium. Semua ungkapan hormat itu berasal
dari peran Bunda Maria dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah yang secara
samar-samar telah terlihat dalam Perjanjian Lama dan menjadi jelas dalam
Perjanjian Baru, terutama dalam Injil.
Tentu saja kita bertanya: peran apa yang diterima Bunda
Maria dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah, sehingga ia layak diberikan
penghormatan istimewa? Me-nurut para ahli Mariologi, peran Bunda Maria itu adalah
menjadi Bunda Allah, Bunda Sang Penebus. Inilah yang kemudian menjadi dasar penghormatan kita kepada Bunda Maria.
KITAB SUCI
Mari kita lihat sejenak apa yang ditulis dalam Per-janjian Lama berkaitan dengan peran Bunda Maria itu.
Meskipun samar-samar Perjanjian Lama mencatat " Aku akan mengadakan
permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu; dan engkau akan meremukkan
tumitnya"(Kej.3:15). Janji tentang perempuan
ini (the woman) dan keturunannya
mengingatkan kita akan Tuhan Yesus dan Bunda Maria, ibu yang melahirkan-Nya. Dalam
Kitab Nabi Yesaya ada juga pernyataan atau nubuat bahwa Maria adalah Bunda
Tuhan Yesus, " Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Imanuel yang berarti
" Allah menyertai kita" (Yes. 7:14)
Dalam Perjanjian Baru terutama dalam Injil kita juga
menemukan bahwa Maria adalah sungguh Bunda Allah. Ketika Elisabeth mendapat
kunjungan Maria, ia berkata :" Diberkatilah engkau diantara semua
perempuan, dan diberkatilah buah rahimmu. Sipakah aku ini sampai ibu Tuhanku
datang mengunjungi aku?" (Luk. 1: 42-43) Elisabeth menyebut Maria sebagai
seseorang yang diberkati di antara wanita, oleh karena ia mengandung Yesus.
Demikianlah ketika Malaekat
menampakkan diri kepada Maria, ia berkata :"Roh Kudus akan turun atasmu
dan kuasa Allah Yang MahaTinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah" ( Luk. 1:35)
Masih ada catatan Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Maria
adalah Bunda Tuhan Yesus ( Mat.2:11; Gal. 4:4)
TRADISI SUCI GEREJA
Dalam sejarah para Bapa Gereja atau yang disebut tradisi suci, kita juga menemukan pernyataan
dari para Bapa Gereja yang menyebut Maria adalah Bunda Allah. St. Ireneus (189)
misalnya mengatakan "Perawan Maria, yang taat kepada Sabda-Nya menerima
dari kabar malaikat bahwa ia akan melahirkan Tuhan". St. Petrus dari
Alexandria ( 260-310) "Kami mengakui kebangkitan orang mati, di mana Yesus
Kristus Tuhan kita menjadi yang pertama; Ia mempunyai tubuh yang sungguh, bukan
hanya kelihatan sebagi tubuh, tetapi tubuh yang diperoleh dari Maria Bunda
Allah. St. Anathasius juga berkata(365) " Sabda Allah Bapa di tempat yang
Maha Tinggi... adalah Ia yang lahir di bawah ini, oleh Perawan Maria, Bunda
Allah. St. Gregorius Naziansa (382): " barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda
Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Sebab Bunda
Maria bukan semata-mata saluran, melainkan Kristus sungguh-sungguh terbentuk di
dalam rahim Maria secara ilahi (tanpa campur tangan manusia) namun juga secara
manusiawi ( karena mengikuti hukum alam). St, Cyril dari Alexandria (444)
" Bunda Maria, Bunda Allah... bait Allah yang kudus yang didalamnya Tuhan
sendiri dikandung... Sebab jika Tuhan Yesus adalah Allah, bagaimana mungkin
Bunda Maria yang mengandung-Nya tidak disebut sebagai Bunda Allah?" Masih
banyak pernyataan Bapa-Bapa Gereja yang mengungkapkan bahwa Maria adalah Bunda Allah.
AJARAN MAGISTERIUM GEREJA
Tradisi suci Gereja sudah dengan jelas mengung-kapkan
kepada kita bahwa Maria adalah Bunda Allah. Demikian pun ajaran yang
disampaikan oleh Magisterium Gereja. Melalui doktrin Konsili di Efesus (431)
dan Konsili Chalsedon (451) Gereja menegaskan bahwa Maria adalah Bunda Allah.Konsili
Efesus mengatakan" Terkutuklah ! jika seseorang tidak mengakui bahwa
Emmanuel adalah Tuhan sendiri dan oleh karena itu Perawan Suci Maria adalah
Bunda Tuhan ( Theotokos); dalam arti di dalam dagingnya ia (Maria) mengandung
Sabda Allah yang menjelma menjadi daging ( seperti tertulis bahwa "Sabda
sudah menjadi daging", ". Pernyataan ini sesungguhnya merupakan
reaksi penolakan terhadap ajaran sesat yang disebarkanoleh Nestorius bahwa
Maria hanyalah ibu kemanusiaan Yesus, bukan ibu Yesus sebagai Tuhan. Sebab
menurut Nestorius yang dilahirkan oleh Maria adalah manusia yang di dalamnya
Tuhan tinggal, dan bukan Tuhan sendiri yang sungguh menjelma menjadi manusia.
Pengajaran Gereja tentang Bunda Maria ini kemudian
ditegaskan oleh Konsili Vatikan II "Sebab perawan Maria yang sesudah warta
Malaekat menerima Sabda Allah dalam hati maupun tubuhnya, serta memberikan
Hidup kepada dunia, diakui dan dihormati sebagai Bunda Allah dan (Bunda)
Penebus yang sesungguhnya (Lumen Gentium 53) Konsili Vatikan II tidak ragu lagi
untuk menyatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah sepanjang sejarah kehidupan
Gereja.
Liturgi Suci
Dalam liturgi suci penghormatan terhadap Bunda Maria
sebagai Bunda Allah dirayakan setiap tanggal 1 Januari bertepatan dengan tahun
baru kalender internasioanal. Perayaan-perayaan yang lain juga bisa kita lihat, setiap tanggal 15 Agustus perayaan Santa Perawan Maria
Diangkat ke Surga; tanggal 08 Desember sebagai perayaan St. Perawan Maria
Dikandung Tanpa Noda Dosa, tanggal 25 Maret sebagai perayaan Hari Raya Kabar
Sukacita. Selain itu ada juga pesta dan perayaan wajib seperti pesta Maria Mengunjungi
Elisabet (31 Mei);pesta kelahiran Santa Perawan Maria (08
September); Perayaan wajib Santa Perawan Maria Berduka Cita ( 15 September) ;
perayaan wajib Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah ( 21 Nopember) .
Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa besar Gereja memberikan penghormatan
kepada Bunda Maria melalui liturgi.
Refleksi
Kalau
kita kembali pada pertanyaan awal mengapa Bunda Maria begitu dihormati Gereja
secara istimewa, jawabnya adalah karena Bunda Maria adalah Bunda Allah. Baik
Kitab Suci, ajaran Bapa-bapa Gereja maupun ajaran Magisterium Gereja yang
kemudian dilestarikan dalam liturgi suci menunjukkan hal itu. Tentu bagi kita pertanyaannya: apakah kita juga menempatkan
Bunda Maria secara istimewa dalam hidup kitasebagaimana Gereja menempatkan itu? Bagaimana itu kita wujudkan dan lakukan ? Cukupkah kita berdoa rosario
seperti ini?Agaknya sejauh kita kurang
memberi penghormatan secara istimewa kepada Bunda Maria dalam hidup kita, maka bolehlah kita disebut sebagai orang yang kurang mengenal
Bunda Maria sebagai Bunda Allah. Kalau Allah kita hormati, maka juga Maria
sebagai bunda-Nya. Janganlah kita seperti umat
protestan sekalipun mengakui Maria bunda Tuhan Yesus, namun mereka tidak
memberi tempat istimewa baik di dalam kehidupan Gereja maupun di dalam hati
mereka.
*******
O,
Maria,
Engkaulah
Bunda Allah,
Bunda
kami semua, Bunda Gereja yang kudus
KepadaMu
telah dianugerah segala rahmat
Kami
mohon kepadamu, dampingilah kami putra-putriMu
di
dalam perjalanan hidup kami,
Agar
kami kelak sampai kepada Putra-Mu
Yesus
Kristus.
****
Malaekat
pelidung kami, yang hari ini kami rayakan
Lindungi
dan jagalah kami, agar kami kuat dan menang dalam mengahadapi bujuk dan rayuan
setan. Hadirlah selalu di samping hidup kami setiap hari. Amin.
MENGENAL MARIA
PERAWAN TANPA NODA DOSA
Senin, 06 Oktober 2014
___________________________
Kita telah merenungkan bahan katekese kita tentang mengapa kita menghormati Bunda Maria secara
istimewa? Sederhana sekali jawabannya, karena Bunda Maria adalah Bunda Allah.
Hal ini ditunjukkan dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang memang
menjadi dasar keyakinan kita. Tetapi juga dalam ajaran para Bapa Gereja, ajaran
Magisterium Gereja dan dalam liturgi suci. Sebagai Bunda Allah, maka
penghormatan kita kepada Bunda Maria memang seharusnya kita lakukan secara istimewa. Bukankah Allah
yang maha suci, sumber hidup kita berkenan hadir di tengah-tengah kita dengan
mengambil kemanusian, lahir dari rahim Maria?
Ketaatan dan kesucian Bunda Maria tentu menjadi alasanmendasar.Sekarang
mari kita melihat gelar kehormatan itu (Bunda Allah) lebih lanjut.
Maria Dikandung Tanpa Dosa
Gelar kehormatan yang disandang Maria sebagai Bunda Allah,
tentu merupakan gelar yang diberikan Allah sendiri kepadanya. Allah memang
menghendaki Maria agar mengambil bagian dalam rencana keselamatan-Nya setelah
manusia jatuh dalam dosa. Oleh karena itu Allah mem-persiapkan Maria dengan menguduskannya, menjadikan
"Hawa Baru" yang bekerjasama dengan Kristus sebagai "Adam
Baru" untuk menyelamatkan manusia.Dikuduskan artinya Maria dibebaskan dari
noda dosa asal. Para pakar Mariologi meyakini bahwa pengudusan Maria itu
terjadi karena jasa pengorbanan Kristus yang mendahului sebelum orang lain
bahkan sebelum korban salib Kristus terjadi. Sebab Allah yang tidak terbatas
oleh ruang dan waktu berhak memberikan rahmat-Nya menurut kebijaksanaan-Nya.
Oleh karena itu Maria disebut sebagai yang "penuh
rahmat" atau "penuh kasih karunia", sebutan yang sesung-guhnya hanya berlaku bagi Yesus. Penuh rahmat yang dalam
bahasa Yunani -kecharitomene-
mempunyai arti diubah seluruhnya oleh
rahmat Tuhan, disucikan seluruhnya
oleh Tuhan sendiri. Maka Mariasebagai yang penuh rahmat Tuhan berarti ia
dikuduskan bukan baru pada saat ia menerima kabar gembira melainkan sejak awal
mula ia berada (konsepsinya) dalam rahim ibunya. Allah telah membebaskan ia
dari segala noda dosa. Itulah sebab Gereja menghormatinya sebagai yang
dikandung tanpa noda dosa ( Immaculata
Conceptio) suatu gelar kehormatan yang kemudian ditetapkan melalui dogma
oleh Bapa paus Pius IX dalam Bulla Inecffabilis
Deus pada tanggal 08 Desember 1954 untuk dimani umat beriman. Tanggal
inilah yang kemudian secara liturgis menjadi perayaan Hari Raya Maria Dikandung
Tanpa Noda Dosa.Dalam dokumen Lumen
Gentium gelar kehormatan itu ditegaskan bahwa sejak pertama Maria
dikandung, ia telah dikarunia cahaya kekudusan yang isti-mewa (LG, 56) dan berkat jasa Kristus Putranya Maria
ditebus secara lebih unggul (LG. 53) Inilah gelar kehormatan Maria yang berasal
dari perannya sebagi Bunda Allah.
Gelar kehormatan Maria ini (dikandung tanpa noda dosa)
sebenarnya telah banyak diajarkan dan dibicarakan oleh para Bapa Gereja jauh
sebelum ajaran resmiGereja (Magisterium).St. Gregorius (213-270) mengatakan,
" Mari menyanyikan melodi yang diajarkan kepada kita oleh inspirasi harpa
Raja Daud dan berkata: "Bangunlah O Tuhan, kepada peristirahatanmu; Engkau,
dan tabut tempat kudus-Mu. Sebab sesungguhnya
Sang Perawan Maria adalah sebuah tabut, yang dilapisi emas dari dalam dan luar,
yang telah menerima keseluruhan harta dari tempat kudus". St. Anathasius
(373) mengatakanjuga :"O, Perawan yang terberkati, sungguh engkau lebih
besar daripada semua kebesaran yang lain. Sebab siapakah yang sama dengan kebesaranmu,
O tempat kediaman Sang Sabda Allah? Kepada ciptaan mana, harus kubandingkan
dengan engkau, O, Perawan? Engkau lebih besar dari pada semua ciptaan, O Tabut
Perjanjian, yang dilapisi dengan kemurnian, bukannya dengan emas! Engkau adalah
Tabut Perjanjian yang di dalamnya terdapat bejana emas yang berisi manna
sejati, yaitu: daging di mana Ke-Allah-an tinggal.St. Agustinus (415) juga
berkata:" Kita harus menerima bahwa Perawan Maria yang suci, yang
tentangnya saya tidak akan mempertanyakan sesuatu pun ketika kita membicarakan
tentang dosa, demi hormat kita kepada Tuhan, sebab dari Dia kita mengetahui
betapa berlimpahnya rahmat untuk mengalahkan dosa di dalam segala hal telah
diberikan kepadanya, yang telah berjasa untuk mengandung dan melahirkan Dia yang
sudah pasti tidak berdosa" Demikian pun Theodotus (446) me-ngatakan: Maria adalah seorang perawan, yang tak berdosa,
tak bernoda, bebas dari cacat cela, tidak tersentuh, tidak tercemar, kudus
dalam jiwa dan tubuh, seperti tangkai lili yang berkembang di antara semak
duri"
Masih banyak ajaran para Bapa Gereja yang menyatakan bahwa Maria adalah dia yang
dikandung tanpa noda dosa. Kelak para teolog seperti St. Thomas Aquinas akan
mendukung ajaran itu dengan menyatakan bahwa akibat dari rahmat yang istimewa
dari Tuhan, Maria dibebaskan dari setiap dosa sepanjang hidupnya.Demikian pun
Konsili Trenta (1545-1563) "Tidak ada orang yang benar dapat untuk
sepanjang hidupnya menghindari semua dosa, bahkan dosa-dosa ringan, kecuali
atas dasar hak istimewa dari Tuhan, yang diyakini Gereja diberikan kepada
Perawan Maria yang terberkati.
Maria Tetap Perawan
Gelar kehormatan Maria bukan hanya karena ia dikandung
tanpa noda dosa, tetapi juga karena ia tetap perawan sekalipun telah melahirkan
Yesus. Sinode Lateran (649)
menyatakan bahwa Maria mengandung tanpa benih laki-laki,
melainkan karena Roh Kudus. Maka ketika Maria melahirkan Yesus, kelahiran itu
tanpa merusak keperawannya bahkan setelah melahirkan sekalipun keperawanan
tetap tidak terganggu. St.Agustinus
memperbandingkan hal itu dengan peritiwa kebangkitan Yesus. Ketika para murid
sedang berdoa di sebuah ruangan,
tiba-tiba Yesus yang bangkit datang ke ruangan itu tanpa merusak semua pintu.
(Bdk. Yoh. 20: 26) Roh Kudus yang membangkitkan Yesus adalah Roh Kudus yang
sama yang membentuk Yesus dalam rahim Bunda Maria. Maka - kata St. Agustinus -
kelahiran Yesus dan kebangkitan-Nya merupakan peristiwa ajaib, kelahiran-Nya tidak merusak keperawanan seperti kebangkitan-Nya tidak merusak kubur. Inilah kemudian oleh Konsili
Konstantinopel (553) dinyatakanbahwa keperawanan Maria saat melahirkan Yesus termasuk dalam gelar
"tetap perawan".
Berkaitan dengan gelar Maria ini, Konsili Vatikan II
mengajarkan "Adapun Bapa yang penuh belas kasihan menghendaki supaya
penjelmaan Sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah
ditetapkan menjadi Bunda-Nya. Dengan demikian, seperti dahulu seorang wanita mendatangkan
maut, maka kini seorang wanitalah yang mendatangkan kehidupan. Itu secara amat
istimewa berlaku tentang Bunda Yesus yang telah melimpahkan kepada dunia Hidup
sendiri yang membaharui segalanya, dan yang oleh Allah dianugerahkan
kurnia-kurnia yang layak bagi tugas seluhur itu. Maka mengherankan juga, bahwa
diantara para Bapa Suci menjadi lazim untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya
dan tidak terkena oleh cemar doa manapun juga, bagaikan makhluk yang diciptakan
dan dibentuk baru oleh Roh Kudus... " (Lumen Gentium 56)
Refleksi
Mendalami
kehidupan Bunda Maria sebagai Bunda Allah kita merasa tahu bahwaBunda Maria
adalah manusia istimewa di muka bumi ini. Kehadirannya di dunia telah dipersiapkan
oleh Allah sejak ia dikandung dalam rahim ibunya, dibebaskan dari dosa asal
bahkan berkat karunia Allah ia diubah seluruhnya agar ia dapat bekerjasama
dengan Allah menyelamatkan manusia. Perkataan Bunda Maria ketika menerima kabar suka cita dari Allah"Fiat mihi verbum tuum"-
jadilah padaku menurut perkataanmu- sesungguhnya bukanlah awal dari dipersiapkannya menjadi Bunda Allah,
melainkan penegasanbahwa Mariatelah sungguh diper-siapkan Allah sejak
dalam konsepsinya.
Karunia Allah yang menjadikan Bunda Maria di-kuduskan sejak lahir memperlihatkan kepada kita bahwa
Bunda Maria memiliki kepenuhan rahmat Tuhan dalam hidupnya "gracia
plena" "full of grace" yang menjadikan dia tetap perawan sekalipun telah melahirkan putra-Nya bahkan keperawanan itu terus berlangsung selamanya.
Keperawanan yang tidak bisa diganggu oleh siapapun.
Mendalami kehidupan Bunda Maria hendaklah bagi kita
menjadi doronganmeningkatkan penghormatan kita kepadanya, karena Allah telah
berkenan menjadikan dia Bunda-Nya. Dengan menghormati Bunda Maria sebagai Bunda
Allah, Bunda yang dikandung tanpa noda dosa, Bunda yang tetap perawan selamanya
sesungguhnya kita meng-hormati putranya
sendiri yaitu Yesus Kristus. Sebab apa yang dipersiapkan Allah ini demi
keselamatan kita. Maka Ad Jesum per Mariam (menuju Yesus
melalui Bunda Maria) menjadi ingatan penting bagi kita. Apakah hari ini kita lebih memiliki rasa hormat
kepada Bunda Maria jauh lebih dari sebelum-sebelumnya? Mari kita ungkapkan
dengan sejujur-jujurnya dan penuh iman!
*******
O,
betapa murninya ibu yang tidak mengenal dosa
dan pantas mengandung Allah.
Terberkatilah
engkau, ya perawan Maria oleh
Tuhan
Allah yang mahatinggi,
Melebihi
semua wanita di atas bumi
0 comments:
Post a Comment