MARIA
DALAM RENUNGAN KITAB SUCI
_______________________
Pertemuan katekese kita dalam rangka mengenal Maria
saat ini memasuki hari ke-8. Sekalipun tidak diformat seperti dalam bentuk
kursus-kursus, namun diharapkan membawa pengetahuan
siapa sesungguh Bunda Maria itu bagi kita dan apa tugas-tugasnya? Demikian pun
bagaimana Bunda Maria melaksanakan tugas-tugasnya itu? serta bagaimana Gereja
Katolik memandang dan mengimani Bunda Maria?
Barangkali kita ingat sedikit bahwa Bunda Maria
adalah Bunda/Maria yang menerima kabar dari Malaekat Gabriel bahwa ia akan
mengandung dari Roh Kudus dan akan melahirkan seorang anak laki-laki yang harus
diberi nama Yesus. Tugasnya adalah menjadi mitra kerja Allah dengan menjadi
Bunda Yesus dalam rangka menyelamatkan umat manusia dari dosa. Atas jasa Bunda
Maria, Gereja Katolik menyebut dan mengimani bahwa Maria sungguh menjadi Bunda
Allah, Bunda yang dikandung tanpa noda dosa asal, Bunda yang tetap perawan
sekalipun telah melahirkan Putranya, Bunda yang diangkat ke surga jiwa dan
raganya menjadi Ratu semesta alam dan Ratu sorga, yang dengan doanya tiada
putus mendoakan kita yang masih berziarah ke dunia. Bunda Maria juga disebut Bunda Penolong, Bunda Pembantu, Bunda
Pengantara segala rahmat.
Maria Dalam Kitab Suci
Hari
ini kita ingin mengenal Bunda Maria sebagai-mana dicatat dalam Kitab Suci
(Injil). Tidak disangsikan lagi bahwa Maria adalah ibu Yesus. Ia berasal dari
Nazaret, anak dari pasangan Yohakim dan Anna, sanak dari Elisabeth ( Mat. 1-2;
13:55)=Mrk. 6:3; Luk. 1-2; Kis. 1:14) Ia disebut Puteri Sion, perawan yang
melahirkan Mesias, manusia beriman yang ulung, iman dan ketaatannya yang
sempurna (Luk. 1: 38, 45; 11: 27-28) Ia hadir pada awal ( Yoh. 2: 1-12) dan
akhir hidup Anaknya (Yoh. 19: 25-26) di hadapan umum. Tradisi menyebutnya Hawa
Baru, ibu semua orang beriman (Yoh. 19:27 Why. 12 bdk. Kej. 3: 15-20)
Maria
adalah Bunda yang dilahirkan sebagai perem-puan (Mat. 1:1-17; Luk. 3: 23 -38)
yang menempati urutan dalam pohon keluarga yang biasanya hanya memuat kaum
lelaki. Ini menunjukkan bahwa Maria memiliki tempat istimewa karena ia menjadi
gambaran titik temu antara kemanusian dan Allah. Putera Allah menerima kodrat
kemanusiaan-Nya dari Maria dan masuk ke dunia melalui Bunda Maria. Maka Maria
adalah wujud perwakilan dari generasi-generasi sebelum dirinya dan pada saat
yang sama adalah pintu masuk bagi negerasi-generasi sesudah dirinya.
Maria
adalah Bunda yang menerima kabar dari Malaekat Tuhan (Luk. 1:26-38). Inilah
saat yang paling agung dalam hidup Maria. Dalam pertemuan dengan Malaekat itu,
Maria tidak menginginkan gelar yang lain selain menjadi hamba yang rendah hati
dan kecil di hadapan Allah. “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku
menurut perkataanmu itu!” Maria tahu dirinya hanyalah mahkluk, dengan demikian
bergantung dalam segala hal pada Tuhan dan ia berbahagia atas keadaannya itu.
Maria
adalah, Bunda yang mengunjungi Elisabeth ( Luk. 1:39-45) Di sana ia mendapat
pujian dari Elisabeth “ Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah
buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab
sesungguhnya ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang ada dalam rahim
ibuku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia yang telah percaya sebab apa
yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana. Mendengar pujian itu Maria
tidak protes, apalagi sombong. Hati Maria yang rendah hati tidak menolak
kebenaran itu, ia juga tidak mencegah pujian, tetapi mengembalikan pujian itu
kepada Allah karena segala sesuatu milik Allah dengan bermadah Magnificat.
Maria
adalah Bunda yang melahirkan Yesus di kan-dang Bethlehem (Luk.2:1-20,
Mat.1:18-25) Maria melahirkan Putranya di sebuah kandang dan membaringkannya di
dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di penginap-an. Mari
menjadi Bunda jasmani Yesus dengan melahirkan kemanusia Kristus. Maria menjadi
Bunda seluruh pribadi Yesus. Maria tidak
hanya mempersembahkan kepada Allah, tubuhnya yang teramat murni untuk membentuk
Adam Baru, tetapi ia juga telah menyambut tanggungjawab untuk mengandung dan
melahirkan Yesus ahli waris tahta Daud, Putra Allah sendiri. Kebundaan Maria
bukan dari darah atau keinginan
laki-laki, melainkan dari Allah sendiri.
Maria
adalah Bunda yang mengungsi ke Masir ber-sama Putranya (Mat.2:13-23) Takut
kehilangan kekuasa-an, Herodes memerintahkan pasukannya untuk mencari dan
membunuh Yesus. Menghadapi situasi semacam itu Maria dan Yosep mengungsikan
Putranya ke Mesir suatu perjalanan yang melelahkan seperti terjadi sebelumnya
ketika Maria mengandung dan mencari tempat penginapan, demi keselamatan dan
cinta kepada Putranya. Maria adalah Bunda yang bertanggungjawab demi
keselamatan Putranya.
Maria
adalah Bunda yang diramal oleh Simeon ( Luk. 2: 21-38) Hati seorang Bunda tentu
akan merasa kecut mendengar nubuat Simeon tentang Sang Putra” Sesung-guhnya
Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau mem-bangkitkan banyak orang Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan supaya menjadi nyata
pikiran hati banyak orang dan tentang dirinya sendiri dan suatu pedang kesedihn
akan menembus jiwamu sendiri. Tak seorang luput dari rasa kuatir termasuk
Maria. Namun semua itu Maria jalani dengan tetap setia dan taat pada imannya.
Maria
adalah Bunda yang hidup bersama Yesus dan Yosep ( Luk. 2: 39-40,51). Maria menjalani
hidupnya sehari-hari dengan suka dan duka, kegembiraan dan keprihatinan yang
tidak berbeda dengan ibu-ibu yang lain yaitu menjadi ibu rumah tangga yang
baik. Maria menjalani pekerjaan biasa-biasa saja, tidak membuatnya menonjol dan
semuanya dilakukan demi kebahagiaan keluarga kudus. Maria meng-ajarkan perihal
kesucian sejati, kesucian yang tampaknya tidak istimewa tetapi sesungguhnya
merupakan kesucian yang heroik karena besarnya cinta kasih yang dituntutnya.
Maria
adalah Bunda yang mencari Putranya di Bait Allah ( Luk. 2: 41-52) Ketika Yesus
berumur 12 tahun Maria, Yosep dan Yesus pergi ziarah ke Yerusalem sebagaimana
mereka lakukan setiap tahunnya. Dalam perjalanan pulang Maria dan Yusup
menyadari bahwa Yesus tidak bersamanya. Setelah mencari di sanak sudaranya dan
tidak menemukan mereka memutuskan kembali ke Yerusalem. Setelah mene-mukan
Yesus ia berkata “ Nak mengapa engkau berbuat demikian terhadap kami? BapaMu
dan aku dengan cemas mencari Engkau” Yesus menjawab “ Mengapa kamu mencari Aku
Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?” Meski Maria
tidak mengerti maksud Yesus, ia dia dan menyimpan semuanya dalam hati. Maria
adalah ibu yang terbuka yang mengunkapkan dan mengkomunikasikan perasaan
hatinya kepada Puteranya. Ia tidak marah kepada Putranya, namun hanya mencari
kejelasan.
Maria
adalah Bunda yang hadir dalam pesta di Kana ( Yoh. 2: 1-11). Apa yang terjadi
pada pesta perkawinan di Kana menunjukkan dengan jelas bahwa Bunda Maria
menaruh prihatian/kepedulian terhadap kesulitan orang. Maria tahu bahwa ada
kekurangan anggur. Tanpa diminta oleh penye-lenggara pesta Maria mengambil
inisiatip dan percaya bahwa kesulitan akan teratasi bilamana itu disampaikan
kepada Putranya. Dan memang benar semuanya menjadi beres.
Maria
adalah Bunda yang bersama-sama saudara-saudara Yesus mencariNya ( Mrk. 3:31-35;
Mat. 12: 46-50 Luk. 8: 19-21). Ketika Yesus masih berbicara dengan orang
banyak, ibu-Nya dan saudara-saudara-saudara-Nya mencari-Nya. Tetapi Yesus
berkata” sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya Ia berkata “ Ini ibu-Ku dan
saudara-saudara-Ku. Sebab siapa yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga dialah
saudara-Ku laki-laki, dialah saudara perempuan-Ku, dialah ibu-Ku. Sekalipun
perkataan itu tampak mengucilkan Maria, namun tidak demikianlah maksud Yesus,
sebab setelah kenaikan Yesus Maria berada bersama-sama para murid-Nya.
Maria
adalah Bunda yang dipuji bahagia (Luk. 11: 27-28). Seorang perempuan berteriak
dari antara orang banyak. Berbahagialah ia yang telah mengandung Engkau dan yang
telah menyusui Engkau. Ungkapan ini menunjuk pada Maria sebagai Bunda Yesus.
Namun Yesus tidak menjawab “ya” me-lainkan berkata “ Yang berbahagia ialah
mereka yang men-dengarkan firman Allah dan memeliharanya. Maria bukan sekedar
Bunda jasmani, melainkan Maria adalah pengikut-Nya yang setia yang layak
berbahagia.
Maria
adalah Bunda yang berdiri di kaki salib Yesus ( Yoh. 19: 25-27). Maria hadir
saat Yesus tergatung di kayu salib. Ia berdiri disamping murid yang dikasihi
oleh Putranya. Maria hadir pada puncak penderitaan Yesus, bahkan ia hadir pada awal Putranya. Ia tidak meninggalkan
Putranya seperti para pengikut-Nya yang lain. Kesetiaan Maria menyertai Yesus
menjadi contoh kebundaan Maria bagi kita.
Refleksi
Mengenal
Maria melalui Kitab Suci, membuka mata kita bahwa kebundaan Maria mempunyai
arti yang dalam bagi kita
- Sebagai Bunda yang lahir sebagai perempuan ia membuka masa depan generasi baru. Sebagai Bunda yang menerima kabar dari malaekat, ia memberi teladan kerendahan hati dan ketaatan kepada kehendak Bapa
- Sebagai Bunda yang mengunjungi Elisabet ia tidak sombong atas pujian, melainkan mengembalikan semuanya itu kepada Allah. Sebagai Bunda yang melahirkan Yesus ia bukan saja mempersembahkan tubuhnya yang amat murni, tetapi juga menyambut tanggungjawabnya melahirkan Raja Agung
- Sebagai Bunda yang mengungsikan Anaknya ke Me-sir, ia melindungi Putranya dan tegar dalam, menghadapi penderitaan
- Sebagai Bunda yang diramalkan akan terjadinya penderitaan, Maria tidak gentar, tetapi menyerahkan segalanya kepada Allah.
- Sebagai Bunda yang hidup bersama Yesus dan Yosep, ia memperlihat peran seorang ibu yang bertang-gungjawa membesarkan dan mendidikan Anaknya.
- Sebagai Bunda yang mencari Putranya, Maria mem-berikan contoh kepada kita bahwa ia tidak menge-luhkan kesulitan apalagi marah, menyimpannya dengan penuh cinta.
- Sebagai Bunda yang datang di pesta perkawinan Maria memberi contoh kepada kita pentingnya memiliki kepedulian kepada orang yang berada dalam kesulitan.
- Sebagai Bunda yang bersama saudara-saudaranya mencari Yesus, Maria menunjukkan kepada kita pentingnya menjadi pengikut Kristus atas dasar mendengar dan melaksana kehendak Allah.( iman).
- Sebagai Bunda yang dipuji bahagia, Maria mengajar kita bahwa yang berbahagia adalah mereka yang mendengar dan melaksana kehendak Allah.
- Akhirnya sebagai Bunda yang berdiri di kaki salib, Maria mengajarkan
0 comments:
Post a Comment