Saturday, 8 November 2014

BKMM TANGGAL 27 OKTOBER 2014


MARIA
DALAM RENUNGAN KITAB SUCI
_______________________
               

                Pertemuan katekese kita dalam rangka mengenal Maria saat ini memasuki hari ke-8. Sekalipun tidak diformat seperti dalam bentuk kursus-kursus, namun diharapkan  membawa pengetahuan siapa sesungguh Bunda Maria itu bagi kita dan apa tugas-tugasnya? Demikian pun bagaimana Bunda Maria melaksanakan tugas-tugasnya itu? serta bagaimana Gereja Katolik memandang dan mengimani Bunda Maria?

                Barangkali kita ingat sedikit bahwa Bunda Maria adalah Bunda/Maria yang menerima kabar dari Malaekat Gabriel bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus dan akan melahirkan seorang anak laki-laki yang harus diberi nama Yesus. Tugasnya adalah menjadi mitra kerja Allah dengan menjadi Bunda Yesus dalam rangka menyelamatkan umat manusia dari dosa. Atas jasa Bunda Maria, Gereja Katolik menyebut dan mengimani bahwa Maria sungguh menjadi Bunda Allah, Bunda yang dikandung tanpa noda dosa asal, Bunda yang tetap perawan sekalipun telah melahirkan Putranya, Bunda yang diangkat ke surga jiwa dan raganya menjadi Ratu semesta alam dan Ratu sorga, yang dengan doanya tiada putus mendoakan kita yang masih berziarah ke dunia. Bunda Maria juga disebut  Bunda Penolong, Bunda Pembantu, Bunda Pengantara segala rahmat.

Maria Dalam Kitab Suci

Hari ini kita ingin mengenal Bunda Maria sebagai-mana dicatat dalam Kitab Suci (Injil). Tidak disangsikan lagi bahwa Maria adalah ibu Yesus. Ia berasal dari Nazaret, anak dari pasangan Yohakim dan Anna, sanak dari Elisabeth ( Mat. 1-2; 13:55)=Mrk. 6:3; Luk. 1-2; Kis. 1:14) Ia disebut Puteri Sion, perawan yang melahirkan Mesias, manusia beriman yang ulung, iman dan ketaatannya yang sempurna (Luk. 1: 38, 45; 11: 27-28) Ia hadir pada awal ( Yoh. 2: 1-12) dan akhir hidup Anaknya (Yoh. 19: 25-26) di hadapan umum. Tradisi menyebutnya Hawa Baru, ibu semua orang beriman (Yoh. 19:27 Why. 12 bdk. Kej. 3: 15-20)

Maria adalah Bunda yang dilahirkan sebagai perem-puan (Mat. 1:1-17; Luk. 3: 23 -38) yang menempati urutan dalam pohon keluarga yang biasanya hanya memuat kaum lelaki. Ini menunjukkan bahwa Maria memiliki tempat istimewa karena ia menjadi gambaran titik temu antara kemanusian dan Allah. Putera Allah menerima kodrat kemanusiaan-Nya dari Maria dan masuk ke dunia melalui Bunda Maria. Maka Maria adalah wujud perwakilan dari generasi-generasi sebelum dirinya dan pada saat yang sama adalah pintu masuk bagi negerasi-generasi sesudah dirinya.

Maria adalah Bunda yang menerima kabar dari Malaekat Tuhan (Luk. 1:26-38). Inilah saat yang paling agung dalam hidup Maria. Dalam pertemuan dengan Malaekat itu, Maria tidak menginginkan gelar yang lain selain menjadi hamba yang rendah hati dan kecil di hadapan Allah. “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu!” Maria tahu dirinya hanyalah mahkluk, dengan demikian bergantung dalam segala hal pada Tuhan dan ia berbahagia atas keadaannya itu.

Maria adalah, Bunda yang mengunjungi Elisabeth ( Luk. 1:39-45) Di sana ia mendapat pujian dari Elisabeth “ Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang ada dalam rahim ibuku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia yang telah percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana. Mendengar pujian itu Maria tidak protes, apalagi sombong. Hati Maria yang rendah hati tidak menolak kebenaran itu, ia juga tidak mencegah pujian, tetapi mengembalikan pujian itu kepada Allah karena segala sesuatu milik Allah dengan bermadah Magnificat.

Maria adalah Bunda yang melahirkan Yesus di kan-dang Bethlehem (Luk.2:1-20, Mat.1:18-25) Maria melahirkan Putranya di sebuah kandang dan membaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di penginap-an. Mari menjadi Bunda jasmani Yesus dengan melahirkan kemanusia Kristus. Maria menjadi Bunda seluruh pribadi Yesus.  Maria tidak hanya mempersembahkan kepada Allah, tubuhnya yang teramat murni untuk membentuk Adam Baru, tetapi ia juga telah menyambut tanggungjawab untuk mengandung dan melahirkan Yesus ahli waris tahta Daud, Putra Allah sendiri. Kebundaan Maria bukan  dari darah atau keinginan laki-laki, melainkan dari Allah sendiri.

Maria adalah Bunda yang mengungsi ke Masir ber-sama Putranya (Mat.2:13-23) Takut kehilangan kekuasa-an, Herodes memerintahkan pasukannya untuk mencari dan membunuh Yesus. Menghadapi situasi semacam itu Maria dan Yosep mengungsikan Putranya ke Mesir suatu perjalanan yang melelahkan seperti terjadi sebelumnya ketika Maria mengandung dan mencari tempat penginapan, demi keselamatan dan cinta kepada Putranya. Maria adalah Bunda yang bertanggungjawab demi keselamatan Putranya.

Maria adalah Bunda yang diramal oleh Simeon ( Luk. 2: 21-38) Hati seorang Bunda tentu akan merasa kecut mendengar nubuat Simeon tentang Sang Putra” Sesung-guhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau mem-bangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang dan tentang dirinya sendiri dan suatu pedang kesedihn akan menembus jiwamu sendiri. Tak seorang luput dari rasa kuatir termasuk Maria. Namun semua itu Maria jalani dengan tetap setia dan taat pada imannya.

Maria adalah Bunda yang hidup bersama Yesus dan Yosep ( Luk. 2: 39-40,51). Maria menjalani hidupnya sehari-hari dengan suka dan duka, kegembiraan dan keprihatinan yang tidak berbeda dengan ibu-ibu yang lain yaitu menjadi ibu rumah tangga yang baik. Maria menjalani pekerjaan biasa-biasa saja, tidak membuatnya menonjol dan semuanya dilakukan demi kebahagiaan keluarga kudus. Maria meng-ajarkan perihal kesucian sejati, kesucian yang tampaknya tidak istimewa tetapi sesungguhnya merupakan kesucian yang heroik karena besarnya cinta kasih yang dituntutnya.

Maria adalah Bunda yang mencari Putranya di Bait Allah ( Luk. 2: 41-52) Ketika Yesus berumur 12 tahun Maria, Yosep dan Yesus pergi ziarah ke Yerusalem sebagaimana mereka lakukan setiap tahunnya. Dalam perjalanan pulang Maria dan Yusup menyadari bahwa Yesus tidak bersamanya. Setelah mencari di sanak sudaranya dan tidak menemukan mereka memutuskan kembali ke Yerusalem. Setelah mene-mukan Yesus ia berkata “ Nak mengapa engkau berbuat demikian terhadap kami? BapaMu dan aku dengan cemas mencari Engkau” Yesus menjawab “ Mengapa kamu mencari Aku Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?” Meski Maria tidak mengerti maksud Yesus, ia dia dan menyimpan semuanya dalam hati. Maria adalah ibu yang terbuka yang mengunkapkan dan mengkomunikasikan perasaan hatinya kepada Puteranya. Ia tidak marah kepada Putranya, namun hanya mencari kejelasan.

Maria adalah Bunda yang hadir dalam pesta di Kana ( Yoh. 2: 1-11). Apa yang terjadi pada pesta perkawinan di Kana menunjukkan dengan jelas bahwa Bunda Maria menaruh prihatian/kepedulian terhadap kesulitan orang. Maria tahu bahwa ada kekurangan anggur. Tanpa diminta oleh penye-lenggara pesta Maria mengambil inisiatip dan percaya bahwa kesulitan akan teratasi bilamana itu disampaikan kepada Putranya. Dan memang benar semuanya menjadi beres.

Maria adalah Bunda yang bersama-sama saudara-saudara Yesus mencariNya ( Mrk. 3:31-35; Mat. 12: 46-50 Luk. 8: 19-21). Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak, ibu-Nya dan saudara-saudara-saudara-Nya mencari-Nya. Tetapi Yesus berkata” sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya Ia berkata “ Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku. Sebab siapa yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara perempuan-Ku, dialah ibu-Ku. Sekalipun perkataan itu tampak mengucilkan Maria, namun tidak demikianlah maksud Yesus, sebab setelah kenaikan Yesus Maria berada bersama-sama para murid-Nya.

Maria adalah Bunda yang dipuji bahagia (Luk. 11: 27-28). Seorang perempuan berteriak dari antara orang banyak. Berbahagialah ia yang telah mengandung Engkau dan yang telah menyusui Engkau. Ungkapan ini menunjuk pada Maria sebagai Bunda Yesus. Namun Yesus tidak menjawab “ya” me-lainkan berkata “ Yang berbahagia ialah mereka yang men-dengarkan firman Allah dan memeliharanya. Maria bukan sekedar Bunda jasmani, melainkan Maria adalah pengikut-Nya yang setia yang layak berbahagia.

Maria adalah Bunda yang berdiri di kaki salib Yesus ( Yoh. 19: 25-27). Maria hadir saat Yesus tergatung di kayu salib. Ia berdiri disamping murid yang dikasihi oleh Putranya. Maria hadir pada puncak penderitaan Yesus, bahkan ia hadir  pada awal Putranya. Ia tidak meninggalkan Putranya seperti para pengikut-Nya yang lain. Kesetiaan Maria menyertai Yesus menjadi contoh kebundaan Maria bagi kita.

Refleksi

Mengenal Maria melalui Kitab Suci, membuka mata kita bahwa kebundaan Maria mempunyai arti yang dalam bagi kita 
  1. Sebagai Bunda yang lahir sebagai perempuan ia membuka masa depan generasi baru. Sebagai Bunda yang menerima kabar dari malaekat, ia memberi teladan kerendahan hati dan ketaatan kepada kehendak Bapa
  2. Sebagai Bunda yang mengunjungi Elisabet ia tidak sombong atas pujian, melainkan mengembalikan semuanya itu kepada Allah. Sebagai Bunda yang melahirkan Yesus ia bukan saja mempersembahkan tubuhnya yang amat murni, tetapi juga menyambut tanggungjawabnya melahirkan Raja Agung
  3. Sebagai Bunda yang mengungsikan Anaknya ke Me-sir, ia melindungi Putranya dan tegar dalam, menghadapi penderitaan
  4.  Sebagai Bunda yang diramalkan akan terjadinya penderitaan, Maria tidak gentar, tetapi menyerahkan segalanya kepada Allah. 
  5. Sebagai Bunda yang hidup bersama Yesus dan Yosep, ia memperlihat peran seorang ibu yang bertang-gungjawa membesarkan dan mendidikan Anaknya. 
  6. Sebagai Bunda yang mencari Putranya, Maria mem-berikan contoh kepada kita bahwa ia tidak menge-luhkan kesulitan apalagi marah, menyimpannya dengan penuh cinta.
  7. Sebagai Bunda yang datang di pesta perkawinan Maria memberi contoh kepada kita pentingnya memiliki kepedulian kepada orang yang berada dalam kesulitan. 
  8. Sebagai Bunda yang bersama saudara-saudaranya mencari Yesus, Maria menunjukkan kepada kita pentingnya menjadi pengikut Kristus atas dasar mendengar dan melaksana kehendak Allah.( iman).
  9. Sebagai Bunda yang dipuji bahagia, Maria mengajar kita bahwa yang berbahagia adalah mereka yang mendengar dan melaksana kehendak Allah. 
  10.  Akhirnya sebagai Bunda yang berdiri di kaki salib, Maria mengajarkan

0 comments:

Post a Comment