Friday, 3 October 2014

IBADAT SABDA MIDODAREN WALFRED YOSEP RADA


IBADAT SABDA MIDODAREN
WALFRED YOSEP RADA DAN SULISTYANINGSIH
Kamis,18 September 2014
_____________________________ 


Midodaren adalah persiapan menunggu datangnya Sang Widodari, mahkluk cantik yang menggambarkan persiapan sang mempelai laki-laki menyambut kehadiran  mempelai perempuan nan cantik dalam suatu perkawinan yang akan dilangsungkan.  Inilah juga saat menunggu datangnya Allah bukan saja dalam ibadat sabda midodaren malam ini, tetapi juga nanti saat perkawinan berlangsung. Demikian Prodiakon Bp. Yakobus Lasiman mengawali renungannya ketika memimpin ibadat sabda.
Dengan mengutip sabda Tuhan bahwa apa yang telah dipersatukan oleh Allah jangan diceraikan oleh manusia,Bp. Lasiman kemudianmengingatkan kepada kedua mempelai agar mereka saling setia satu dengan yang lain dalam mempertahankan hidup perkawinan yang dianugerahkan Allah kepada mereka melalui Sakramen Perkawinan. Tanpa kesetian, persatuan dalam perkawinan tidak  bisa bertahan. Wujud dari kesetiaan itu menurut Bapak Lasiman ialah bahwa mereka harus berani saling mengakui kekurangan dan kelebihan satu dengan yang lain.  

Untuk menggambarkan bagaimana nilai kesetiaan itu dihayati, Bp. Lasiman mencerita sepasang suami-isteri yang diterpa gelombang kehidupan hanya karena kesalahan pahaman, ketika sang suami memuji istrinya denganmengatakan bahwa ia gemuk.  Pujian ini tidak diterima oleh istri malah dianggapnya sebagai bentuk penghinaan. Sejak saat itu sang istri tidak pernah lagi mau ngomong dan melayani hidup sehari-hari sang suami.Tetapi dengan berbagai usaha yang dilakukan suami dengan tindakan aneh dan lucu, akhirnya sang istri menegurkarena tidak tahan melihattindakan suaminya. Teguran inilah yang justru ditunggu dan diharapkan  sang suami, karena dengan itu tanda komunikasi telah dibuka kembali. Meskipun ceritera ini dikemas dengan lucu, tetapi makna kesetiaan tampak dalam kehidupan keluarga itu.

Selesai ibadat sabda, ucapan terimakasih disampaikan oleh  Bp. Michael selaku orangtua Walfred dari NTT kepada warga lingkungan atas kebaikan dalam mendampingi anaknya. Ia sungguh terkesan atas persaudaraan warga lingkungan St. Monica, yang baginya menjadi kenangan yang tak terlupakan dan model yang pantas diterapkan di mana ia nanti kembali. Upacara midodareni ditutup dengan makan bersama.

0 comments:

Post a Comment