MISA WILAYAH
SANTO YOHANES DON BOSCO
Perayaan
Ekaristi / Misa Wilayah St. Johanes Don Bosco, Kamis 26 Juni 2014 yang berlangsung di Pendopo Lawas
Pugeran, tidak terlalu banyak dihadiri umat yang tergabung dalam wilayah itu.
Menurut data umat 2013 yang dikeluarkan oleh Lingkungan St. Petrus, sebelum
lingkungan itu dimekarkan menjadi 3 lingkungan sudah ada hampir 200 orang yang
menjadi warganya. Namun pada saat Misa Wilayah, hanya sekitar 75 orang hadir.
Tentu saja situasi semacan ini cukup memprihatinkan, lepas dari berbagai alasan
yang mungkin ada.
Pukul 18.00 WIB lebih, perayaan Ekaristi
dimulai, segera setelah sambutan Ketua Wilayah selesai. Romo Sugiyono Pr yang
memimpin Ekaristi, dalam kotbahnya mengajak umat untuk menyadari pentingnya
Lingkungan atau Wilayah untuk pengembangan hidup beriman sebagaimana
diamanatkan oleh Pendoman Dewan Paroki. Melalui Lingkungan atau Wilayah umat
bisa melaksanakan kegiatan rohani dengan lebih baik dan sekaligus membina
persaudaraan. Lebih dari itu Wilayah atau Lingkungan juga menjadi tanda
identitas orang katolik berasal. Romo Giyono memberikan contoh untuk orang
katolik yang mau menikah di luar Paroki. Orang itu akan mendapat pertanyaan
dari mana asal Lingkungan, Wilayah, Stasi atau Parokinya. Karena itu perlu ada
keterangan dari pemangku Lingkungan/Wilayah/Stasi/Paroki. Inilah pentingnya
mengapa orang harus bergabung dalam Lingkungan ata Wilayah.
Selanjutnya dalam kotbahnya Romo Giyono juga
mengajak umat untuk menyadari kehadiran
Tuhan di tengah kita yang hanya bisa dikenali dengan iman. Tanpa iman tak
pernah orang bisa mengenali kehadiran Tuhan, sekalipun dalam roti anggur yang
telah dikonsekrir. Hanya dengan iman orang mengenali roti dan anggur itu adalah
Kristus. Orang yang tidak beriman sekalipun ia menyambut komuni kudus ia hanya
menyambut roti biasa. Romo Giyono memberi cotoh, ketika ayam "menotol
" atau memakan Roti Kudus, ayam itu hanya menotol atau makan roti biasa,
karena ia tidak memiliki iman. Orang demikian ini tidak ubahnya orang yang
membangun hidupnya di atas pasir.
Selesai perayaan Ekaristi umat diajak makan
bersama, dan sesudahnya lalu diadakan saresah bersama Romo Giyono. Dalam
kesempatan itu, Romo Giyono menyinggung pentingnya menata nyanyian berkaitan
dengan perayaan Ekaristi. Romo Giyono mempunyai pengalaman menarik, ketika ia
sedang mempersembahkan roti dan anggur
saat liturgi Ekaristi, nyanyian yang mengiring justru diambil dari lagu "
Berakhirlah korban ....... " Tentu nyanyian ini tidak pas.Karena itu nyanyian
menurut Romo hendaknya diusahakan sesuai dengan tema perayaan Ekaristidan
urutan tata perayaan Ekaristi. Janganlah juga menggunakan nyanyian yang
bersifat devosi pada perayaan Ekaristi. Seperti lagu Maria. Lagu antar bacaan
sekarang ini tidak lagi diperkenankan, selain lagu dalam arti tanggapan Sabda
Tuhan yaitu mazmur. Karena itu disebut tanggapan Mazmur. Mengenai kesulitan
mencari lagu, Romo menyarankan agar membaca majalah Musik Liturgi untuk
memperkaya kazanah lagu-lagu yang dipakai dalam Ekaristi.
Kurang lebih pukul 20.30 WIB saresehan ditutup,
karena memang diharapkan tidak berlangsung terlalu lama. Dengan demikian
berakhirlah sudah perayaan Ekaristi dan sarasehan tingkat Wilayah St. Yohanes
Don Bosco.
0 comments:
Post a Comment