Saturday, 28 June 2014

MISA WILAYAH SANTO YOHANES DON BOSCO



MISA WILAYAH
SANTO YOHANES DON BOSCO


Perayaan Ekaristi / Misa Wilayah St. Johanes Don Bosco, Kamis 26  Juni 2014 yang berlangsung di Pendopo Lawas Pugeran, tidak terlalu banyak dihadiri umat yang tergabung dalam wilayah itu. Menurut data umat 2013 yang dikeluarkan oleh Lingkungan St. Petrus, sebelum lingkungan itu dimekarkan menjadi 3 lingkungan sudah ada hampir 200 orang yang menjadi warganya. Namun pada saat Misa Wilayah, hanya sekitar 75 orang hadir. Tentu saja situasi semacan ini cukup memprihatinkan, lepas dari berbagai alasan yang mungkin ada.



Pukul 18.00 WIB lebih, perayaan Ekaristi dimulai, segera setelah sambutan Ketua Wilayah selesai. Romo Sugiyono Pr yang memimpin Ekaristi, dalam kotbahnya mengajak umat untuk menyadari pentingnya Lingkungan atau Wilayah untuk pengembangan hidup beriman sebagaimana diamanatkan oleh Pendoman Dewan Paroki. Melalui Lingkungan atau Wilayah umat bisa melaksanakan kegiatan rohani dengan lebih baik dan sekaligus membina persaudaraan. Lebih dari itu Wilayah atau Lingkungan juga menjadi tanda identitas orang katolik berasal. Romo Giyono memberikan contoh untuk orang katolik yang mau menikah di luar Paroki. Orang itu akan mendapat pertanyaan dari mana asal Lingkungan, Wilayah, Stasi atau Parokinya. Karena itu perlu ada keterangan dari pemangku Lingkungan/Wilayah/Stasi/Paroki. Inilah pentingnya mengapa orang harus bergabung dalam Lingkungan ata Wilayah.

Selanjutnya dalam kotbahnya Romo Giyono juga mengajak umat untuk menyadari  kehadiran Tuhan di tengah kita yang hanya bisa dikenali dengan iman. Tanpa iman tak pernah orang bisa mengenali kehadiran Tuhan, sekalipun dalam roti anggur yang telah dikonsekrir. Hanya dengan iman orang mengenali roti dan anggur itu adalah Kristus. Orang yang tidak beriman sekalipun ia menyambut komuni kudus ia hanya menyambut roti biasa. Romo Giyono memberi cotoh, ketika ayam "menotol " atau memakan Roti Kudus, ayam itu hanya menotol atau makan roti biasa, karena ia tidak memiliki iman. Orang demikian ini tidak ubahnya orang yang membangun hidupnya di atas pasir.

Selesai perayaan Ekaristi umat diajak makan bersama, dan sesudahnya lalu diadakan saresah bersama Romo Giyono. Dalam kesempatan itu, Romo Giyono menyinggung pentingnya menata nyanyian berkaitan dengan perayaan Ekaristi. Romo Giyono mempunyai pengalaman menarik, ketika ia sedang  mempersembahkan roti dan anggur saat liturgi Ekaristi, nyanyian yang mengiring justru diambil dari lagu " Berakhirlah korban ....... " Tentu nyanyian ini tidak pas.Karena itu nyanyian menurut Romo hendaknya diusahakan sesuai dengan tema perayaan Ekaristidan urutan tata perayaan Ekaristi. Janganlah juga menggunakan nyanyian yang bersifat devosi pada perayaan Ekaristi. Seperti lagu Maria. Lagu antar bacaan sekarang ini tidak lagi diperkenankan, selain lagu dalam arti tanggapan Sabda Tuhan yaitu mazmur. Karena itu disebut tanggapan Mazmur. Mengenai kesulitan mencari lagu, Romo menyarankan agar membaca majalah Musik Liturgi untuk memperkaya kazanah lagu-lagu yang dipakai dalam Ekaristi.

Kurang lebih pukul 20.30 WIB saresehan ditutup, karena memang diharapkan tidak berlangsung terlalu lama. Dengan demikian berakhirlah sudah perayaan Ekaristi dan sarasehan tingkat Wilayah St. Yohanes Don Bosco.








0 comments:

Post a Comment