Wednesday, 16 April 2014

Renungan Minggu Prapaskah III

Minggu, 23 Maret 2014
Tahun A / II
Hari Minggu Prapaskah III
Yohanes 4: 5 - 42

_____________________________

 KELEGAAN HIDUP

Menjalani hidup di dunia ini tidak pernah sepi dari persoalan. Yang tua dan yang muda punya persoalan sendiri-sendiri. Yang berjabatan dan tidak punya jabatan juga mempunyai persoalan sendiri-sendiri. Yang miskin dan yang kaya demikian juga. Persoalan-persoalan itu ada yang berat, ada yang ringan dan jenis dan macamnya pun berbeda-beda. Bila persoalan itu mencekam hati, sering menjadi suatu pergumulan hidup yang berati.
 
Wanita Samaria yang berjumpa Yesus di pinggir sumur Yakub ini (Yoh.4:5-42) sedang mengalami pergumulan hidup yang berat. Lima suaminya meninggalkannya tanpa pernah memberikan perhatian dan kasih. Dengan hidup “kumpul kebo” karena yang ada sekarang bukanlah suaminya, ia mengambil air di siang hari, kebiasaan yang tak pernah dilakukan oleh para wanita yang lain. Rasa malu, terkucilkan, terhina sedang merundung hidupnya karena perilaku di luar kebiasaan sesama wanita ini. Inilah cekaman hati yang menghimpit hidupnya.

Perjumpaan dengan Yesus dan percakapan yang mendalam membuat wanita Samaria itu akhirnya terbuka hatinya. Pergumulan hidup yang mencekam dirinya pelan-pelan memudar dan mengurai di hadapan Yesus. Beban hidupnya kemu-ian terasa ringan dan semangat hidup mulai berkobar dalam dirinya. Ia memastikan telah berjumpa dengan Mesias yang ia sebut sebagai Kristus karena kelegaan hidupnya dan kepastian mengenal masa lalunya. Ia mengajak orang-orang untuk datang melihatNya.

Wanita Samaria memberi pelajaran berharga bagi kita dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, terutama persoalan-persoalan hidup yang bergelimangan dosa. Ia mengajak kita untuk berani mendialogkan semuanya itu di hadapan Allah dan berani mengakuinya sebagai persoalan yang mengeringkan, menggersangkan dan menanduskan hidup beriman kita dan lebih dari itu melemparkan kita jauh dari hadapan Allah. Masa puasa ini adalah masa untuk menemukan persoalan hidup yang mungkin bergelimangan dosa. Kita diajak untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Pada akhir retreat agung Gereja menyediakan sakramen pengampunan dosa dan marilah kesempatan itu kita gunakan sebaik-baiknya. Yesus bersabda” Marilah kepadaKu kalian yang letih lesu dan berbeban berat, maka Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”(Mat 11: 28).

0 comments:

Post a Comment