Saturday, 26 April 2014

Pertemuan Lingkungan I-IV

PERTEMUAN LINGKUNGAN
16 Januari 2014

Pertemuan Lingkungan St. Monica untuk pertama kali dilaksanakan di rumah Bp.Yakobus. Lasiman, Sanggrahan, Kamis tanggal 16 Januari 2014. Ibadat Sabda dipimpin oleh Bp. YZ. Budiman Susanto.
Dalam renungannya tentang Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta (Mrk 1: 40-45), Bp. Budiman mengajak kita untuk meneruskan karya penyembuhan yang dilakukan Yesus. Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini cukup banyak orang yang menderita sakit berkaitan dengan makna penyakit kusta yaitu mereka yang tersingkirkan, terkucilkan dari masyarakat karena berbagai tekanan baik tekanan fisik, psikologis maupun tekanan ekonomi. Kita dipanggil untuk meringankan beban mereka. Inilah karya   penyembuhan Yesus yang harus kita teruskan di zaman sekarang ini. Hadir dalam pertemuan itu 15 orang.
 
**********


PERTEMUAN LINGKUNGAN
23 Januari 2014
Pertemuan ke dua dilaksanakan di rumah Bp. Th. Totok Suyanto Karangnongko, Kamis tanggal 23 Januari 2014. Ibadat Sabda dipimpin oleh Prodiakon Bp. Ig. Saman.
 Dalam renungannya tentang Yesus menyembuhkan banyak orang (Mrk. 3: 7-12), Bp. Saman mengajak kita untuk menyadari berbagai penyakit fisik yang menurut Badan Dunia UNESCO tidak sedikit jumlah jenis dan macamnya. Kita  diajak untuk ambil bagian dalam upaya-upaya pencegahan atau menghindarkan penyakit dari kehidupan manusia, sebagaimana Yesus lakukan dalam menyembuhkan banyak orang. Hadir dalam pertemuan itu 18 orang.
 
**********
 
PERTEMUAN LINGKUNGAN
13 Februari 2014
Pertemuan ke tiga dilaksanakan di rumah Bp. Yosaphat Sugiyatno, Pugeran, Kamis tanggal 13 Februari 2014. Kali ini pertemuan tidak bersifat liturgis resmi (Ibadat Sabda) melainkan bersifat katekese.
Diawali dengan ceritera Sepasang Sandal, Bruder Anton mengajak umat lingkungan menyadari bahwa kita tidak bisa hidup tanpa dengan yang lain, seperti sandal tidak bisa berfungsi atau berguna tanpa ada pasangannya. Inilah hidup dalam pluralitas. Melalui refleksi dan sharing umat lingkungan diajak meneladan sikap Yesus yang sangat menghargai pluralitas. Penghargaan terhadap seorang perempuan Siro Fenisia (Mrk. 7: 24 – 30) menjadi pelajaran berharga bagi kita, bagaimana kita harus bersikap dan bertindak dalam dunia yang ditandai dengan berbagai perbedaan sebagaimana Yesus lakukan. Kita harus berani menerima perbedaan, menghargai, namun tidak hanyut dalam perbedaan itu. Pertemuan katekese ini ditutup dengan suatu ungkapan niat  berkaitan dengan sikap hati kita terhadap perbedaan baik di masyarakat maupun dalam keluarga dengan doa spontan. Hadir dalam pertemuan itu 23 orang termasuk tamu dan warga baru.
**********

PERTEMUAN LINGKUNGAN
27 Februari 2014
Pertemuan ke empat dilaksanakan di rumah Bp. AY. Hery Purnomo, Karangnongko, Kamis tanggal 27 Februari 2014. Ibadat Sabda dipimpin oleh Prodiakon Bp. Yak. Lasiman.
Dalam renungannya mengenai Siapa yang menyesatkan orang dan tentang garam (Mrk. 9: 42-50), Bp. Lasiman mengajak kita, pertama-tama untuk menyadari bahwa lebih baik masuk surga dengan keadaan tidak utuh dari pada utuh namun masuk neraka. Gambaran tangan, kaki dan mata yang tidak utuh mau menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak boleh mengorbankan sesuatu yang berharga dalam hidup kita yaitu iman. Kedua, Bp. Lasiman mengajak kita hendaknya kita menjadi garam masyarakat bahwa kehadiran kita harus membuat masyarakat merasa senang, sekalipun kita minoritas. Keterlibatan dalam masyarakat menjadi tuntutan yang harus diwujudkan oleh setiap orang katolik, sebab garam akan terasa asin bila tercampur dengan makanan. Demikian pun hidup kita sebagai umat beriman hanya sungguh akan mempunyai nilai kasaksian bila kita mau bergaul bersama dalam masyarakat. Karena itu Bp. Lasiman mengharapkan agar kita mau terlibat dalam setiap kegiatan  hidup bermasyarakat. Hadir dalam pertemuan 24 termasuk tamu.

0 comments:

Post a Comment