10 April 2014
Pertemuan APP ke 5 dengan tema AKU INGIN MENCINTAIMU DENGAN SEDERHANA dilaksanakan di rumah komunitas Bruderan Budi Mulia, Karangnongko, Kamis 10 April 2014. Hadir dalam pertemuan itu 21 orang.
Mengawali pertemuan, Bp Luddy Indra Purnomo yang memimpin atau memandu pertemuan mengingatkan kita akan tujuan pertemuan bahwa cinta kasih itu harus diwujudkan, bukan dalam hal yang besar-besar, melainkan justru dalam hal yang sederhana, sebab melalui cinta kasih yang sederhana dan rendah hati kita menemukan jati diri kita sebagai seorang kristiani. Mari kita memikirkan dan menjalani hal-hal sederhana itu dengan penuh kasih.
Setelah pertemuan dibuka dengan doa pembukaan Bp. Luddy mengajak kita untuk mendalami sebuah ceritera ilustrasi mengenai seorang gadis kecil Tia namanya, yang tinggal di Grabag Magelang bersama neneknya Aspiah dan Risky adiknya dalam balutan kesederhanaan dan kemiskinan. Melalui ceritera ini kita diminta untuk menemukan apa yang paling menarik dan menyentuh hati kita.
Beberapa tanggapan muncul secara bergiliran yang pada intinya menyatakan bahwa nilai-nilai kasih terungkap dalam perbuatan, dalam perjuangan, dalam pengorbanan, dalam rasa syukur, dalam kepasrahan, dalam optimisme/tidak putus asa, dalam pengharapan, dalam pekerjaan sederhana, dalam penghormatan terhadap yang tua, dalam tanggungjawab. Nilai-nilai kasih itu tersirat dalam pribadi Tia, seorang gadis kecil yang memiliki profil kedewasaan dan kecerdasan. Singkat kata dalam pribadi Tia terungkap kasih mendalam dalam hal-hal sederhana.
Setelah itu Bapa Luddy mengajak kita untuk melihat apakah nilai-nilai kasih dalam hal sederhana itu juga kita alami dalam hidup kita. Ajakan sharing ini membuahkan beberapa pengalaman: ( 1 ) Perubahan hidup terjadi justru ketika anak merasakan hidup sederhana di asrama. Ia merasakan jenis makanan sederhana telah mendorongnya menjadi pribadi yang mampu menghargai kesederhaan. Ia memiliki kegembiraan karenanya dan tampak dalam fisik yang semakin segar dan gemuk ( 2 ) Pemberian anak kepada orang tua (sekeping roti) mengundang pertanyaan apa artinya kok hanya sekeping. Tetapi tidaklah demikian bagi anak. Pemberian itu ternyata merupakan ungkapan kasih kepada orangtua menurut hati anak. Sederhana tetapi mempunyai makna mendalam. ( 3 ) Kebiasaan membantu pekerjaan orang tua semasa kecil telah menumbuhkan sikap kuat untuk berjuang membangun suatu kehidupan (keluarga) yang baik dan menumbuhkan kesadaran mendalam bahwa orang tua telah memberikan suatu pelajaran hidup yang memuat nilai-nilai kesederhanaan. Maka final condition hidup merupakan hasil dari suatu proses penerapan pelajaran hidup benar yang diwariskan orangtua.
Selanjutnya dengan bantuan sebuah film pendek yang memvisualkan pentingnya nilai pekerjaan, kita kemudian secara berkelompok diajak untuk merumuskan seluruh hasil refleksi dan sharing kita dalam dua kalimat, masing-masing 7 suku kata yang kemudian kita sharekan dalam bentuk sepenggal nyanyian anak-anak “ Balonku Ada Lima” secara bergilir. Gema syair seperti, rasa syukur, bahagia, optimis, harapan mewarnai nyanyian itu. Dan itulah sesungguhnya sebagaian dari doa kelompok yang dipanjatkan saat doa umat berlangsung. Pertemuan ditutup dengan doa penutup dan doa mohon berkat Allah.
0 comments:
Post a Comment