Saturday, 12 April 2014

Renungan Minggu Palma

Minggu, 13 April 2014

Tahun A / II
Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan
Mat. 21: 1 - 11
____________________________

ARAH HIDUP KITA

Kita bisa membayangkan betapa sulitnya orang meneruskan suatu perjalanan ketika orang itu kehilangan arah jalan. Bukan saja bingung tetapi terkadang ada rasa cemas kalau arah jalan yang benar itu tidak segera ditemukan kembali.

Kehilangan arah bisa terjadi dalam hidup setiap orang, termasuk orang beriman. Di zaman ini tidak sedikit orang  yang kehilangan arah hidup. Anehnya tidak selalu arah hidup yang hilang itu disadari apalagi dicemasi, bahkan malah dianggap benar. Hidup yang serba permissif yaitu hidup yang serba boleh melakukan apa saja, sering menjangkitan hidup orang, sekalipun orang itu beriman. Melakukan kekerasan terhadap orang atas nama agama itu adalah kewajiban dan baginya  itulah arah hidup yang benar. Memburu dan memuja kenikmatan duniawi itu tidak ada salahnya, sebab manusia hidup itu untuk menikmati dunia, bukan untuk menderita. Prinsip itu lalu menimbulkan sikap dan tindakan menghalalkan segala cara. Hidup yang serba praktis pun sering juga menjadi tren dan gaya hidup orang saat ini. Hal-hal yang tidak berguna baginya bisa disingkirkan, termasuk hal-hal rohani. Hedonisme, pragmatisme dan sikap permissif begitulah orang modern menyebutnya sering dianggap sebagai arah hidup yang benar.

             Hari ini kita memasuki Minggu Palma. Kita diajak untuk mengikuti perjalanan Yesus menuju Yerusalem  yang akan sangat menentukan hidup-Nya. Bacaan Injil dalam pemberkatan daun palma hari ini ( Mat. 21: 1-11) adalah suatu persiapan perjalanan Yesus itu. St. Matius melukiskan persiapan Yesus dengan mengutus murid-Nya untuk mendapatkan keledai dan dengan keledai itu Yesus memasuki kota Yerusalem (Mat.21:2). Gambaran suka cita dilukiskan St. Matius dengan hamparan pakaian di tengah jalan dan lambaian ranting-ranting hijau atau Palma sepanjang perjalanan Yesus. ( Mat.21:8-9)
Minggu Palma mengungkapkan secara jelas ke-pada kita bahwa arah hidup Yesus adalah melaksanakan kehendak Bapa-Nya dalam ketaatan penuh sampai mati di kayu salib untuk keselamatan umat manusia. Inilah Yerusalem surgawi. Bagi kita Minggu Palma lalu menjadi suatu refleksi mendalam tentang arah hidup kita sendiri  sebagai seorang katolik beriman. Apakah sesudah sekian lama menjadi katolik hidup kita makin memperlihatkan ketaatan penuh kepada Allah dalam seluruh aspek hidup kita? Apakah perbuatan, perkataan bahkan pemikiran kita masih memiliki nilai keselamatan bagi orang lain? Atau sebaliknya arah hidup kita sebagai orang Katolik telah mengendor karenanya perilaku hidup kita tidak menampak diri sebagai perilaku seorang kristiani, mengamini  semua gaya hidup  yang serba primissif,  memburu kenikmatan duniawi dan menyingkirkan hal-hal yang dianggap tidak praktis termasuk  hal-hal rohani?
Minggu Palma hari ini hendaknya menjadi kesem-patan berharga bagi kita bersama untuk meninjau atau menata ulang kembali arah hidup kita yaitu  menjadi seorang katolik taat sebagaimana Yesus taat kepada BapaNya. Selamat memasuki Minggu sengsara !

0 comments:

Post a Comment